Oleh: Arif Bina
PASCA diumumkannya seorang warga Gorontalo positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) berdasarkan hasil swab test.
Beragam tanggapan dan respon masyarakat mulai bermunculan. Sebagian ada yang simpati, ada yang mulai meningkatkan kewaspadaan dan sebagian lain mencoba membuat meme dan video parodi menggunakan foto pasien yang kabarnya telah positif terinfeksi Covid-19.
Untuk anda yang masuk dalam golongan pertama dan kedua. Sebagai manusia, saya ingin mengucapkan terimakasih atas rasa simpati dan peningkatan kewaspadaan. Sebagai upaya dalam merespon pencegahan penyebaran wabah mematikan ini.
Untuk anda yang masuk dalam golongan pembuat meme dan video parodi menggunakan foto yang diduga pasien positif terinfeksi virus ini. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih. Mungkin maksud anda baik, sekadar meredam kepanikan masyarakat Gorontalo pasca mengetahui ada salah satu warganya positif terinfeksi virus ini.
Tapi, sadarkah anda bahwa pasien tersebut juga manusia yang punya hati dan keluarga? Bagi anda itu adalah sebuah hiburan. Namun apakah hal itu akan bermakna serupa bagi pasien dan keluarganya ?
Saya dan mungkin termasuk anda saat melihat video amatir yang beredar disosial media adalah satu dari sekian banyak orang yang tidak suka atas ungkapan dengan nada kesombongan yang diungkapkan oleh jamaah tabligh asal Gorontalo yang mengikuti pertemuan Jamaah Tabligh di Gowa beberapa waktu lalu.
Tapi, ini bukan waktunya kita saling olok dan saling hina. Situasi saat ini menuntut kita untuk sama-sama saling menguatkan. Saat ini pasien butuh dorongan semangat untuk bisa sembuh dan terlepas dari cengkraman virus berbahaya ini, bukan memparodikan foto dan videonya yang mungkin akan mengganggu kesehatan mental pasien yang kemudian akan memperburuk sistem imunnya.
Terakhir, untuk anda yang masih merasa kebal dan sedikit baangiolo, yang hidup bukan hanya anda. Tetaplah #DiRumahAja dan ikuti Protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jangan merasa kebal terhadap virus hanya karena anda beriman.
Ingat, pasien positif pertama di Gorontalo itu juga baru balik dari kegiatan keagamaan. Ini menunjukan ancaman virus itu nyata dan menyerang setiap orang tanpa pengeculian agama. Jadikan keimanan anda sebagai rujukan dan dalil untuk tetap berikhtiar dengan cara yang sudah dianjurkan pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia, setelah itu barulah bertawakkal. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Program Pasca Sarjana di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
#DiRumahAja
#DeloPoDungohu