GOPOS.ID, GORONTALO – Mengawali operasi patuh yang akan mulai dilaksanakan pada 24 Juli 2020. Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo melakukan operasi pendisiplinan di depan Mapolda Gorontalo, Senin (20/7/2020).
Pada pendisiplinan kali ini, Anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Gorontalo memberhentikan para pengendara yang tidak mengenakan masker dan membawa hand sanitizer. Mereka diberikan pembinaan tentang protokol kesehatan serta diberikan masker dan hand sanitizer gratis.
Direktur Lalu Lintas Polda Gorontalo, Kombes Pol Winarto, menjelaskan operasi ini adalah uji coba untuk persiapan operasi patuh yang akan berlangsung selama 14 hari. Mulai 23 Juli hingga 5 Agustus 2020. Operasi patuh yang akan difokuskan untuk pendisiplinan masyarakat dalam adaptasi kebiasaan baru.
“Kami mengimbau agar mematuhi peraturan lalu lintas dan protokol kesehatan. Melalui operasi tadi, terlihat masih banyak yang melanggarnya,” ujar Winarto.
Polda Gorontalo belum melakukan penindakan terhadap masyarakat yang melanggar aturan lalu lintas dan protokol kesehatan, melainkan memberikan pembinaan.
“Kami tidak melihat siapapun. Apabila tidak mematuhi protokol Kesehatan, kami beri pembinaan, hand sanitizer dan masker. Jumlahnya ada lebih 100 buah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolda Gorontalo, Irjen Pol M. Adnas, menjelaskan melihat perkembangan masyarakat di Provinsi Gorontalo terkait situasi Covid-19, diharapkan pelaksanaan operasi patuh tidak hanya kepatuhan terhadap lalu lintas saja. Tetapi kepatuhan terhadap protokol kesehatan juga perlu diperhatikan.
“Hasil pemantauan di lapangan, ternyata dengan tidak dilaksanakannya PSBB, para pengendara juga tidak menggunakan masker dan sudah tidak mengindahkan protokol kesehatan. Dengan dilaksanakannya operasi ini, masyarakat bisa sadar, tertib berlalu lintas dan mematuhi protokol kesehatan dalam berlalu lintas,” tutur Jendral Polisi Bintang Dua itu.
Kapolda Gorontalo berharap, dengan dilakukannya operasi Patuh selama 14 hari ini, tidak ada personel yang melakukan tindakan kontraproduktif. Penindakan dilakukan secara persuasif dan humanis.
“Jadi tidak ada kata-kata kasar, harus berbahasa yang sejuk, dan harus berempati kepada masyarakat,” imbau Mantan Kapolres Sidoarjo itu.(Aldy/gopos)