GOPOS.ID, GORONTALO – Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) Cabang Yogyakarta mengunjungi Dewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) Provinsi Gorontalo, Senin (29/6/2020). Pada kesempatan itu, HPMIG mengeluhkan biaya rapid test yang mahal.
Rapid test menjadi syarat pembuatan surat izin keluar masuk (SIKM) Gorontalo. Mahasiswa mengeluhkan biaya rapid yang mahal karena kondisi ekonomi orang tua yang terdampak covid-19.
“Biaya rapid test untuk mahasiswa sebagai syarat kembali Yogyakarta itu terlalu mahal. Kami meminta ini ada kebijakan dari derah,” ungkap Ketua HPMIG Cabang Yogyakarta, Noval Karim usai rapat bersama pimpinan Deprov Gorontalo kepada awak media.
Di samping masalah biaya rapid test, Noval dan kawan-kawannya turut meminta perbaikan asrama HPMIG di Yogyakarta. Menurut Noval asrama mereka sudah tidak layar lagi ditempati.
“Kami juga meminta anggaran yang telah 4 tahun tidak diadakan karena salah satu cabang dari HPMIG tidak mengeluarkan lembaran pertanggungjawaban (LPJ),” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Kris Wartabone menerima aspirasi dari HPMIG Yogyakarta. Kris mengatakan asrama mahasiswa Yogyakarta memang perlu diperbaiki.
“Keluhan biaya rapid test yang mahal juga akan kami tindaklanjuti ke pemerintah daerah. Semua akan kami sampaikan ke pemerintah karena daerah perlu dan wajib membantu mereka karena ini masalah pendidikan,” tandasnya. (muhajir/gopos)