GOPOS.ID – Sebelum meninggal, Agung Hercules hampir setahun berjuang melawan kanker otak glioblastoma stadium IV. Lalu apa itu kanker glioblastoma?
Dikutip dari laman dokter sehat, glioblastoma merupakan s sejenis kanker yang terbentuk dari sel berbentuk bintang di otak (astrosit). Kanker ini biasanya dimulai di serebrum, bagian otak terbesar pada orang dewasa.
Sekitar 1 dari 5 tumor yang dimulai di otak adalah glioblastoma. Laki-laki cenderung lebih banyak daripada perempuan. Kesempatan untuk mendapatkan kanker lebih besar seiring berjalannya usia.
Glioblastoma terbilang ganas. Terdapat 4 stadium tumor, artinya kanker ini dapat berkembang dan menyebar dengan cepat.
Baca juga: Innalilahi… Agung Hercules Dikabarkan Meningggal Dunia
Gejala Glioblastoma
Karena glioblastoma berkembang dengan cepat, tekanan pada otak biasanya adalah gejala pertama. Tergantung di mana letak tumor, maka glioblastoma bisa menyebabkan:
- Sakit kepala persisten
- Kejang
- Muntah
- Masalah berpikir
- Perubahan mood dan personalitas
- Pandangan kabur atau pandangan ganda
- Masalah bicara
Glioblastoma terdapat 2 tipe, yaitu:
- Glioblastoma primer. Tipe yang sering terjadi. Ketika telah diketahui, tumor sudah mencapai stadium 4 dan pertumbuhannya sangat agresif.
- Glioblastoma sekunder. Ketika telah diketahui, tumor telah mencapai stadium 2–3, di mana pertumbuhannya lebih lambat dari glioblastoma primer. Secara pasti tumor akan mencapai stadium 4. Sekitar 10 persen glioblastoma adalah tipe ini. Biasanya, glioblastoma sekunder menyerang usia 45 tahun atau lebih muda.
Baca juga: Pemkab Bonebol ‘Ngotot’ Pertahankan Obyek Wisata Lombongo
Pengobatan Glioblastoma
Tujuan pengobatan glioblastoma adalah memperlambat dan mengontrol pertumbuhan tumor dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Terdapat 4 terapi yang seringkali dikombinasi.
- Pembedahan adalah terapi pertama. Ahli bedah saraf mencoba untuk mengambil sebanyak mungkin tumor yang ada di otak. Area berisiko tinggi di otak yang terkena tumor kemungkinan besar tidak akan mengalami pengambilan tumor, sehingga tidak semua tumor bisa diambil
- Radiasi digunakan untuk membunuh sisa sel tumor di otak setelah pembedahan. Ini juga dapat memperlambat pertumbuhan tumor yang tidak terambil ketika pembedahan. Kemoterapi juga dapat digunakan. Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping jangka pendek, namun kini kemoterapi tidak sitotoksik. Glioblastoma yang mengalami kekambuhan bisa melakukan terapi dengan kemoterapi lain yang disebut carmustine (BCNU).
- Terapi elektrik ke sel target di mana tumor berada, dengan tidak menyakiti sel sehat di sekitarnya. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan elektroda langsung di kulit kepala. Alat ini disebut Optune. Alat ini diberikan dengan kemoterapi setelah pembedahan dan radiasi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serika (FDA) telah menyetuji pemberiannya pada orang yang baru didiagnosis dan pada pasien yang mengalami kekambuhan glioblastoma.(adm-02/gopos)
Sumber: https://doktersehat.com/glioblastoma/