GOPOS.ID, GORONTALO – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo secara online membuat mahasiswa dengan mudah menentukan lokasi KKN. Apakah akan dilaksanakan di desa sendiri, atau di desa pilihan yang diinginkan. Meski begitu, biaya pelaksanaan KKN secara online tidak mengalami pengurangan alias tetap sebagaimana pelaksanaan KKN sebelumnya.
Kepala Pusat KKN dan Pemberdayaan Masyarakat LPPM UNG, Rosbin Pakaya, menjelaskan untuk pelaksanaan KKN secara online semua aktivitas dilakukan mahasiswa dari rumah. Pihak kampus akan melakukan kontrol terhadap aktivitas mahasiswa secara online.Â
“Kontrol mahasiswa dilakukan rutin dua kali dalam sehari,” ujar Rosbin kepada gopos.id, Senin (22/6/2020).
Baca juga:Â KKN UNG Digelar Secara Online
Secara teknis, aturan KKN online ini setiap peserta melakukan sosialisasi mengenai virus corona (Covid-19) secara online. Yaitu membuat video edukasi kepada masyarakat lalu diupload di media sosial dan website desa agar bisa ditonton masyarakat di desanya.
“Kemudian mahasiswa membuat konsep di rumah masing-masing, dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan desanya. Karena setiap desa memiliki kebutuhan berbeda. Seperti mahasiswa Teknik Geologi, dia membuat peta dimana tempat sering berkumpulnya masyarakat yang rawan Covid-19. Begitu juga mahasiswa Kimia dan Biologi, bisa membuat cairan disinfektan, atau alat pembunuh kuman lainnya. Jadi disesuaikan dengan jurusan mahasiswa tersebut,” jelas Rosbin.
Lebih lanjut, Rosbin mengatakan, anggaran pelaksanaan KKN tidak berubah. Tetap sama seperti pelaksanaan KKN/KKS sebelumnya.
“Kalau dulu anggaran digunakan untuk program, kali ini anggarannya kita alokasikan ke paket data. Jadi mahasiswa tidak ada alasan, untuk tidak memberikan konfirmasi kepada pihak kampus,” tegasnya.
Hingga kini, terdapat kurang lebih 2.400 mahasiswa yang siap turun KKN di desa pilihan maupun di desa asalny sendiri. Berbeda dengan tahun lalu yaitu syarat KKN adalah 110 SKS, kali ini pihak LPPM tidak mengurangi jumlah SKS tersebut menjadi 90 SKS.
“Kuliah pada semester ini secara daring, jadi dikurangi menjadi 90 SKS, agar semua mahasiswa bisa ikut. Kita masih menunggu kalender akademik yang baru, lalu akan segera membuat jadwal pasti KKN/KKS berlangsung,” tutupnya. (Aldy/gopos)