GOPOS.ID, GORONTALO – Manajemen Rumah Sakit (RS) Multazam, Kota Gorontalo menyatakan penanganan pasien MA, yang diduga korban malapraktik pada operasi kista dan miom, sudah sesuai. Sejalan hal itu, rumah sakit yang terletak di Kelurahan Heledulaa, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo ini mengklaim bahwa informasi tentang pasien yang beredar di tengah masyarakat tidak benar.
Klaim tersebut disampaikan Direktur RS Multazam Kota Gorontalo, dr. Syahruddin Sam Biya, saat menerima kedatangan suami MA bersama tim kuasa hukum, Senin (18/10/2021). Saat itu Suami MA dan tim kuasa hukum datang untuk menyampaikan somasi terkait dugaan malapraktik yang menimpa almarhum pasien MA.
Usai menerima dokumen somasi, Syahruddin mengaku, pasien selama berada di RS Multazam ditangani secara baik. Bahkan Shayrudin menyatakan pasca operasi untuk pengangkatan kista dan miom hingga pasien pulang ke rumah, kondisi pasien dalam keadaan baik.
“Setelah operasi baik, pulang baik, cuman luka itu aja. Bisa makan bubur, baik,” ujar Syaruddin kepada gopos.id saat diwawancarai di ruang tunggu RS Multazam Kota Gorontalo, Senin (18/10/2021).
Syahruddin menegaskan bila pasien MA saat pulang luka bekas operasi dalam keadaan tertutup. Demikian pula mengenai kotoran yang keluar dari luka bekas operasi. Syahruddin berkeyakinan bila hal itu tak terjadi selama pasien berada di Rumah Sakit Multazam.
“Keluar kotoran tidak di sini. Tidak ada di sini keluar kotoran,” ucap Syahruddin.
Lebih lanjut Syahruddin Sam Biya menjelaskan perihal surat rujukan. Pria berkacamata itu menepis bila rumah sakit yang dipimpinnya enggan mengeluarkan surat rujukan. Bagi Syahruddin, RS Multazam akan mengeluarkan rujukan bila pasien memerlukan rujukan.
“Itu rujukan sudah disampaikan bahwa luka ini akan sembuh, membutuhkan perawatan yang lama. Nah ini mungkin di rumah, saya dengar mungkin ada perawatan home care. Situasi begitu, masih keluar cairan apa itu semua, maka dibawa ingin konsul ke Rumah Sakit Aloei Saboe. Kita pasien yang perlu dirujuk, kita rujuk,” tutur Syahrudin menekankan.
Soal pasien keluar tanpa diberi resep ikut dibantah oleh Syaruddin. Menurutnya, pihak rumah sakit telah mengeluarkan resep untuk pasien, akan tetapi keluarga pasien baru mengambil obat yang tertera pada resep keesokan harinya.
“Tidak benar itu, semua itu tak benar,” kata Syahruddin membantah informasi tentang penanganan pasien.
“Rekam medis semua lengkap,” imbuh Syahruddin.
Baca juga: IDI Harus Bersikap Adil dan Tegas Terkait Dugaan Malapraktik di RS Multazam
Sementara itu mengenai pasien pulang tanpa diberi fasilitas ambulans, Syahruddin mengaku belum mengetahui persis. Namun Shyahruddin menegaskan RS Multazam senantiasa menyediakan layanan ambulans. Bahkan bagi pasien yang berada di rumah dan ingin diopname di RS Multazam maka akan dijemput dengan ambulans.
“Ya itu, yang di luar ini kita ya… karena dari petugas yang di bawah mungkin ada…,” kata Syahruddin.
Sebelumnya keluarga pasien MA, menyampaikan keberatan atas dugaan malapraktik di RS Multazam. Keberatan tersebut didasari oleh kondisi pasien beberapa hari pasca operasi. Seperti adanya cairan bercampur kotoran yang keluar luka bekas operasi. Dalam kondisi tersebut, keluarga pasien menilai tidak ada tindakan serius oleh tenaga medis maupun manajemen rumah sakit untuk menangani kondisi pasien. Bahkan oknum dokter yang menangani pasien meminta pihak keluarga untuk membawa pulang pasien ke rumah.
Saat pulang ke rumah, keluarga pasien mengaku bila pasien tak diberikan obat. Tak hanya itu pasien hanya dibawa menggunakan mobil pribadi.
“Saya ajukan peminjaman mobil ambulans tetapi tak dikasih,” kata JA, suami korban.(sari/adm-02/gopos)