GOPOS.ID, GORONTALO – Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Gorontalo kembali memfasilitasi ekspor santan kelapa sebanyak 52 ton dengan tujuan Tiongkok.
Pelepasan ekspor komoditas milik PT Millenium Agroindo Selebes dilaksanakan Kamis (19/6/2025) oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail bersama Direktur Standar Karantina Tumbuhan, AM Adnan dan Kepala Karantina Gorontalo, Ende Dezeanto di area PT Trans Continent, Kabupaten Gorontalo.
Pada kesempatan itu, Adnan mengatakan, pelepasan ekspor ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membuka gerbang bagi produk-produk pertanian Gorontalo lainnya untuk juga bisa menembus pasar internasional.
“Momentum ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas, produktivitas dan daya saing produk-produk Indonesia. Badan Karantina Indonesia melalui Karantina Gorontalo, berkomitmen penuh untuk terus mendukung dan memfasilitasi para pelaku usaha untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk agar dapat memenuhi permintaan pasar global yang semakin kompetitif,” jelas Adnan.
Sementara teknis karantina yang dilakukan, Kepala Karantina Gorontalo Ende Dezeanto menjelaskan, proses pemeriksaan dan sertifikasi oleh Karantina Gorontalo ini meliputi pengujian laboratorium untuk memastikan santan kelapa bebas dari cemaran mikroorganisme berbahaya dan telah memenuhi standar kualitas dan persyaratan ekspor Negara tujuan.
“Selain itu, aspek pengemasan juga menjadi perhatian utama untuk menjamin produk tiba di negara tujuan dalam kondisi prima,” ujar Ende.
Ende juga menjelaskan bahwa eksportir santan ini harus terdaftar pada General Administration of Custom of the Peoples’s Republic of China (GACC) terlebih dahulu agar dapat melakukan ekspor ke Tiongkok. Hal ini wajib bagi eksportir bahan pangan utama yang akan ekspor ke sana.
Berdasarkan data Best-Trust periode Januari hingga Juni 2025, Karantina Gorontalo telah melakukan fasilitasi ekspor santan kelapa sebanyak 27 Kali dengan volume 745 ton tujuan Tiongkok, Malaysia, Selandia Baru, Kenya, Sri Lanka, dan Tanzania dengan nilai ekonomi mencapai Rp329 Miliar.(Rama/Gopos)