GOPOS.ID, GORONTALO – Sejumlah mahasiswa Universitas Bina Taruna (UNBITA) Gorontalo berkunjung ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo sebagai bagian dari pembelajaran luar kelas yang bertujuan memberi pengalaman langsung mengenai sistem pengelolaan sampah serta tantangan yang dihadapi di wilayah perkotaan, Rabu (11/6/2025).
Pun mahasiswa UNBITA diajak untuk melihat dari dekat bagaimana implementasi Perda Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sampah dimana tidak hanya mendapatkan penjelasan teori, tetapi juga berdiskusi langsung dengan pejabat yang menangani persoalan lingkungan di Kota Gorontalo.
Rektor UNBITA, Ellys Rachman menyatakan, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial dalam mendukung kebijakan yang berdampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam bidang lingkungan hidup.
“Kami selaku perguruan tinggi atau akademisi perlu mengambil bagian penting dalam proses penerapan Perda ini. Eksekusi perda tentu akan menghadapi banyak hambatan sehingga peran kami dalam memberikan dukungan partisipatif sangat diperlukan agar penerapannya berjalan efektif,” ujar Ellys.
Ellys juga menambahkan, kegiatan seperti ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar, dimana mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga terlibat aktif dalam dinamika sosial dan pembangunan daerah.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Gorontalo, Andris Amir turut memberikan pemaparan menyeluruh mengenai sistem pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Gorontalo, mulai dari pengangkutan, pengolahan hingga edukasi masyarakat.
“Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Kita membutuhkan dukungan semua pihak—stakeholder, masyarakat, dunia usaha, akademisi, kampus, hingga tingkat rumah tangga seperti RT dan Lurah untuk memilah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya,” jelas Andris.
Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi aktif UNBITA dalam upaya membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Dia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran berbasis praktik.
“Keterlibatan mahasiswa dalam isu lingkungan sangat strategis. Mereka adalah agen perubahan yang mampu mempengaruhi masyarakat melalui edukasi dan contoh nyata. Kami berharap sinergi ini bisa terus terbangun,” tambahnya.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman konseptual mengenai peraturan daerah dan manajemen sampah, tetapi juga diharapkan mampu menerjemahkan pengetahuan tersebut ke dalam aksi nyata.
Bentuk kontribusi itu dapat berupa kampanye kebersihan di lingkungan kampus dan masyarakat, inovasi pengolahan sampah berbasis teknologi tepat guna, maupun program kolaboratif bersama pemerintah.(*)