GOPOS.ID, GORONTALO – Dalam sepekan ini, kasus panah wayer kembali meresahkan warga Gorontalo. Jumlah korban terus bertambah, untuknya sampai sejauh ini tidak ada korban jiwa akibat tindakan panah wayer ini. Para pelakunya pun rata-rata remaja yang masih berusia berusia 13–20 tahun.
Melihat kondisi ini, anggota DPR RI, Idah Syahidah Rusli Habibie turut prihatin. Perempuan yang juga menjabat sebagai bunda PAUD provinsi Gorontalo, tak ingin remaja-remaja di Gorontalo rusak moralnya dengan tindakan-tindakan kriminalitas yang terjadi belakangan ini. Menurutnya sebagai sebuah keluarga (satuan terkecil masyarakat). Idah mengajak seluruh elemen untuk terlibat aktif dalam usaha pencegahan (preventif).
Sebab melihat para pelaku adalah anak-anak usia yang masih sangat belia. Sehingga orang tua harus waspada, jangan sampai putra-putrinya bisa terpengaruh dengan tindakan kriminal.
“Saatnya kita membangun komunikasi yang sehat dengan anak-anak. Serta memahami jiwa dan masalah mereka. Masalah kenakalan, bahkan kriminalitas remaja, dapat secara efektif dicegah dalam keluarga yang harmonis,” ucap Idah Syahidah.
Baca juga: Hadiri Pesta Tetangga, Remaja 16 Tahun Ditembak Panah Wayer di Leher
Istri Gubenur Gorontalo itu memberi apresiasi dan dukungan sepenuh kepada aparat kepolisian mengungkap kasus panah wayer. Namun jangan hanya menangkap para kelompok yang terlibat, namun kepolisian yang berwenang dan memiliki keterampilan profesional menyelidiki harus mampu mengungkap modus operandinya.
“Bila kita menemukan para pelaku di lingkungan kita, sebaiknya kita mendorong proses hukum yang berlaku. Setelah proses hukum selesai, kita tidak boleh menghakimi anak-anak itu dengan label-label buruk yang lebih mendorong mereka semakin jauh dalam perilaku kejahatan. Kita dapat mengarahkan mereka untuk ikut program rehabilitasi,” paparnya.
“Tahun 2019 kepolisian bekerjasama dengan yayasan ummu syahidah dalam membina anak-anak pelaku panah wayer. Saat ini di Gorontalo sudah ada yayasan Ummu Syahidah khusus menangani anak-anak bermasalah secara hukum. Di sana mereka akan mendapat penanganan professional agar tidak lagi terjebak dalam kriminalitas dan kasus hukum di masa depan,” sambung Idah memberi solusi.
Menurutnya, anak-anak bermasalah tersebut dapat menemukan tujuan hidup yang bermakna, mentalitas yang positif, serta mempunyai keterampilan untuk bekerja secara professional. Sehingga bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang bermanfaat dan bermartabat. (andi/gopos)