GOPOS.ID, GORONTALO – Tidak seperti biasa, belakangan ini suhu udara di malam hari terasa lebih dingin di wilayah Gorontalo. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, fenomena ini merupakan kondisi alami yang biasa terjadi saat puncak musim kemarau.
Berdasarkan data diperoleh gopos.id dari Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, suhu udara di Gorontalo saat malam hari tercatat berkisar antara 22-23 derajat celcius.
Forecaster on Duty BMKG Gorontalo, Arimi Pratiwi Gani, S.Tr menjelaskan kondisi ini biasa terjadi karena beberapa faktor. Yakni adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Wilayah Australia
Faktor lainnya adalah pergerakan massa udara yang bersifat dingin dan kering dari Australia menuju ke Indonesia.
Selain itu, penyebab lainnya adalah awan yang menutupi langit di siang hari lebih sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada awan.
“Nah, dari beberapa faktor inilah yang memicu suhu udara dingin di malam hari dan suhu udara panas di siang hari. Jika pada malam hari tidak ada awan, maka radiasi matahari yang diserap bumi akan di pantulkan langsung. Makanya kita merasa dingin,” ungkap Arimi kepada gopos.id, Senin (24/8/2020).
Arimi mengatakan, fenomena suhu udara yang lebih dingin di malam hari dan lebih panas di siang hari diperkirakan berlangsung selama musim kemarau. Yakni berlangsung hingga Bulan September.
“Sehingga kami mengimbau kepada sobat cuaca BMKG Gorontalo untuk menggunakan pakaian atau selimut yang tebal pada malam hari. Lalu jangan lupa untuk gunakan krim/pelembab untuk kulit agar kulit tidak kering. dan cukupi kebutuhan cairan tubuh agar tidak dehidrasi,” kata Arimi. (muhajir/gopos)