GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Sawit Watch bekerja sama dengan INHIDES, Kesatuan Pengelolaan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KPH KLHK) dan Baperlitbang Pohuwato tengah menyusun konsep Integrated Area Development (IAD) melalui Perhutanan Sosial.
Sebelumnya, Kabupaten Pohuwato dipilih karena daerah berjuluk Bumi Panua itu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana wilayahnya dikelilingi kawasan hutan. Bahkan, 60 persen suplai jagung Gorontalo berasal dari Kabupaten Pohuwato.
Mohammad Djufri Hard selaku fasilitator mengungkapkan, penyusunan IAD sejatinya harus melibatkan banyak pihak, mulai dari KLHK dan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah.
“Isu perhutanan sosial tidak hanya menjadi skop pemerintah saja,” kata Djufri saat Lokakarya Penyusunan Kerangka Konsep IAD, pengelolaan DAS melalui Perhutanan Sosial dalam mencapai Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Pohuwato, berlangsung di Yulia Hotel, Kota Gorontalo, Selasa (5/12/2023).
Djufri melanjutkan, dalam penguatan ekonomi maka yang perlu dipersiapkan adalah pasar, yakni perencanaan pemasaran produk setelah pasca panen. Untuk itu, perlu untuk memikirkan strategi promosi dan pemasaran.
“Sebagai contoh, petani pekerjaannya hanyalah menanam, merawat dan memanen, tapi tidak sampai ke tahap promosi dan pemasaran. Selain penguatan ekonomi, maka perlu juga untuk melakukan penguatan kelembagaan,” paparnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pohuwato telah menandatangani nota kesepahaman dengan Sawit Watch, INHIDES dan KPH KLHK di mana program pemanfaatan hutan sosial tersebut akan dilaksanakan 2024. Harapannya, masyarakat setempat bisa memanfaatkan hutan untuk meningkatkan ekonomi.(Sari/gopos)