GOPOS.ID, GORONTALO – Wilayah Kota Gorontalo terasa makin gersang. Pohon-pohon pelindung yang dulunya berjejer di tepi jalan, kini hilang ditebang. Ironinya dengan dalih pembangunan infrastruktur, semangat Pemkot Gorontalo untuk menebang pohon tak kunjung kendur.
Salah satu contoh teranyar penebangan pohon di Jl. Madura, Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, Jumat (15/11/2019). Sebuah pohon mangga berusia 40 tahun, yang tadinya berdiri tegak, kini berubah menjadi gelondongan. Pohon tersebut ditebang lantaran proyek pelebaran Jl. Madura—yang sempat terhenti lebih kurang 2 tahun—akan kembali dilanjutkan tahun ini.
Penebangan pohon mangga yang rimbun itu dilakukan lantaran keberadaannya dianggap mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Yakni berada di dalam areal badan jalan, yang masuk dalam pekerjaan jalan.
Informasi yang dirangkum gopos.id, penebangan pohon mangga tersebut sempat menuai penolakan oleh warga setempat, dan Forum Kota Hijau (FKH) Kota Gorontalo. Alasannya penebangan pohon mangga yang ada itu dinilai merupakan upaya perusakan lingkungan hidup.
Selain itu warga menilai keberadaan pohon yang memiliki tinggi sekitar 10 meter itu memberi manfaat. Antara lain sebagai pohon pelindung, serta tempat warga berjualan. Mulai dari gorengan, nasi kuning hingga premium eceran.
“Kawasan pohon ini seolah sudah menjadi pusat destinasi kuliner khususnya pagi untuk warga. Akan tetapi pohon tersebut sudah ditebang,” ucap warga sekitar.
Baca juga: Gorontalo Utara Diguncang Gempa Magnitudo 4,4
Komunikasi dan negosiasi rencana penebangan pohon berlangsung cukup alot. Namun pada akhirnya penebangan pohon dilakukan. Langkah itu dilakukan berdasar hasil pertemuan yang digelar Pemerintah Kecamatan Kota Tengah. Pihak Pemerintah Kecamatan Kota Tengah menyatakan, dalam rapat masyarakat di sekitar pohon mangga telah setuju ditebang. Bersamaan dengan itu, Dinas PU Kota Gorontalo juga turut mengeluarkan pertimbangan teknis tentang keberadaan pohon mangga yang terletak di tengah jalan.
“Sudah dilapor ke DLH, jadi langsung diperintahkan untuk ditebang,” ucap Udin, salah seorang pekerja penebang pohon saat ditemui gopos.id.
Kejadian penebangan pohon pelindung di tepi jalan bukan kali pertama terjadi di Kota Gorontalo. Di beberapa wilayah, penebangan pohon ikut terjadi. Selain ditebang, ada beberapa pohon pelindung yang sengaja dimatikan. Caranya antara lain dilakukan dengan mengupas kulit batang pohon tersebut.
Sementara itu dikutip dari 60dtk.com bahwa jumlah pohon besar yang telah ditebang di Kota Gorontalo sejak pembangunan pelebaran jalan sudah sejumlah 20-an pohon. “Pohon yang ditebang selama pelebaran jalan belum ada jumlah yang pasti. Yang jelas, sepanjang jalan Rambutan dan Durian, juga pohon yang ada di sini di jalan Madura, dan belum lagi yang dikuliti sekitar 20an pohon yang ditebang.
“Data pohon yang ditebang itu di akumulasi dari tahun 2016 atau sejak dimulainya proyek pelebaran jalan di Kota Gorontalo,” papar Sri Sutarni Arifin, anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Gorontalo.
Ditempat berbeda, Plt Kepala Dinas PUPR Kota Gorontalo, Meidy Silangen apa yang dilakukan pemerintah Kota Gorontalo sudah sesuai mekanisme.
“Ada kajian teknisnya yang menjadi alasan sampai pohon itu ditebang,” singkat Meidy melalui pesan WhatsApp. Meidy kemudian melampirkan kajian teknisnya yang mencantumkan beberapa hal. Baca di bawah ini.
S(andi/aldy/gopos)