GOPOS.ID, GORONTALO – Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dr. Eduart Wolok menyebut pentingnya revitalisasi Teluk Tomini dan Maluku Utara untuk mewujudkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis pedesaan.
Menurut Eduart, kawasan Teluk Tomini merupakan wilayah perairan yang mengapit tiga Provinsi yakni Provinsi Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi Utara. Kawasan ini jadi sentrum perdagangan. Sementara Maluku Utara, wilayah yang dikenal dengan 1.000 rempah.
“Yang mempersatukan kedua wilayah ini (Teluk Tomini-Malut) adalah wilayah laut. Indonesia sebagai negara maritim, dipersatukan dua wilayah ini oleh wilayah laut 715,” ucap Eduart saat Regional Meeting Teluk Tomini dan Maluku Utara, Sabtu (12/6/2021) di Hotel Damhil Kota Gorontalo.
Eduart menjelaskan, revitalisasi di Kawasan Teluk Tomini dan Malut menjadi penting karena tingkat pembangunan yang rendah. Padahal, kedua wilayah ini memiliki SDA yang melimpah.
“Sudah jadi rahasia umum, kawasan Indonesia Timur relatif sedikit lebih tertinggal dari Indonesia Barat. Kalau kita melihat potres mendasar dari Kawasan Teluk Tomini dan Maluku Utara, tingkat kemiskinan di Teluk Tomini kurang lebih pada level 6 persen dan Malut 6,78 persen. Masih berada dalam kategori miskin,” ungkap Eduart.
Sementara dari segi presestasi tinggi generatio, maka kawasan Teluk Tomin 0,4 dan Malut 0,326. Masuk dalam kategori ketimpangan rendah dan sedang.
“Ini tentu perlu akselerasi untuk pertumbuhan agar kita bisa sejajar maju bersama daerah yang lain,” ucap Eduart.
Baca juga: Monumen Covid-19 Memorial Place Diresmikan Ketua BPK RI di UNG
Untuk itu, revitalisasi Teluk Tomini dan Malut perlu berbagai tahapan. Eduart berujar, perlu dasar peraturan yang dikembangkan mulai dari Konstitusi UU Dasar 1945, Permendagri Nomor 20 Tahun 2018, Permendesa Nomor 17 Tahun 2017 yang menjadikan pembangunan masyarakat bertumpu menjadikan desa sebagai subjek pembangunan melalui program SDGs Desa.
“Yang terakhir entitas pemeriksaan BPK atau asistensi perguruan tinggi atas pengelolaan dana desa secara terbuka dan bertanggungjawab,” tutur Eduart.
Agar bisa mengedepankan dan mewujudkan ini, Eduart menyebutkan perlu mengedankan model kerja sama intersektoral yang berdasarkan tata kelola pemerintahan, konserfasi lingkungan, mitigasi bencana, pertahanan dan keamanan, perikanan dan kelautan, “dan yang tidak kalah penting transparansi dan logistik,” katanya.
Eduart melanjutkan, revitalisasi perlu dilakukan dengan melaksanakan green stategi revitalisasi melalui ekstraksi matriks perencanaan KEK Teluk Tomini dan Malut. Melalui perbaikan kondisi sosial dan ekononi, pengembangan kapasitas dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam, serta pemantapan keamanan dan pembinaan wilayah.
“Tentu ini hanaya akan jadi mimpi besar jika kita tidak bersinergi bersama dalam dalam kebersamaan dalam satu langkah untuk sama-sama memajukan kawasan ini,” tutup Eduart. (muhajir/gopos)