GOPOS.ID, BONE RAYA – Kurang lebih ada 4 tahun lamanya Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bone Raya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Sejak itu pula Pemerintah Daerah Bone Bolango dinilai cuek terhadap kondisi dari pada sekolah tersebut.
Betapa tidak, pasca sekolah dilanda bencana alam banjir pada 2020 lalu, SDN 1 Bone Raya sudah tiga kali berpindah tempat. Mulai dari rumah warga, rumah dinas guru dan terakhir di mesjid.
Artinya melihat kondisi seperti itu, pihak pemerintah harus lebih cekatan dalam menyikapi setiap persoalan di daerah. Apalgi menyangkut kepentingan lembaga pendidikan, jelas menjadi tanggungjawab besar dan prioritas pemerintah daerah.
Namun sayangnya, sampai saat ini pemerintah daerah belum juga ada solusi bagaimana sekolah memperoleh bangunan yang layak. Bahkan untuk proses pembanguna sekolah pemerintah berdalil terkendala persoalan pembebasan lahan.
Akibat dari kondisi SDN Negeri 1 Bone Raya saat ini, banyak siswa yang memilih untuk pindah sekolah. Bayangkan saja dari jumlah siswa sebelumnya berkisar ratusan siswa, kini hanya tersisa 61 siswa dengan 8 Guru ditambah 2 tenaga teknis serta 1 Kepala Sekolah.
Tak ada pilihan lain selain belajar di tempat berukuran 15 x 15 meter dengan fasilitas terbatas. Meski begitu para siswa tetap semangat mengikuti proses pembelajaran yang diberikan guru demi mendapatkan pendidikan.
Dinamika SDN 1 Bone Raya menjadi potret buruknya pemerintah daerah dalam penanganan masalah pembangunan infrastruktur sekolah di daerah. Sebagaimana kita ketahui semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
SDN 1 Bone Raya sendiri harus mendapat perhatian serius agar setara dengan sekolah-sekolah lainnya yang ditunjang infrastruktur dan fasilitas memadai, sehingga siswa bisa merasakan kenyamanan yang sama dalam menerima pembelajaran.
Riskawati Pakaya salah seorang guru di SD sempat menuturkan kondisi sekolah seperti sekarang sudah dialami para siswa sejak tahun 2020. Dalam kurung waktu 3 tahun terakhir, pihak sekolah pun berupaya untuk semaksimal mencari lokasi yang tepat guna proses belajar mengajar tidak putus.
Ia menjelaskan dengan sering berpindah tempat sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Karena para siswa harus beradaptasi dengan kondisi yang ada bercampur di dalam satu bangunan masjid serta kondisi bangunan yang terasa panas.
“Hal ini seringkali membuat para siswa fokusnya terganggu. Karena semua belajarnya berbarengan di 6 kelas itu,” ucapnya.
Terakhir dia berharap agar ke depannya ada bangunan sekolah yang layak dan memadai seperti sekolah pada umumnya. “Katanya awal tahun 2025 ini sekolahnya akan dibangun, kami sangat berharap hal itu,” cetusnya.
Menyikapi persoalan pembangunan SDN 1 Bone Raya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bone Bolango, Adrien Andjar mengungkapkan bahwa pemerintah tetap berkomit untuk membangun sekolah tersebut.
Ketika tidak ada kejelasan dari pemerintah pusat selama 3 tahun terakhir, maka pemerintah daerah mengeksekusi tahun lalu 2024 untuk dibangun di APBD tahun 2025, maka tahun ini sudah dialokasikan.
Ditanya soal berapa alokasi anggaran untuk pembangunan sekolah nanti, Adrien belum bisa memastikan berapa total anggarannya untuk pembangunannya.
“Saya lupa, pastinya teman-teman di bidang lebih pasti soal jumlah. Yang jelas ini akan dibangun tuntas,” katanya.
Ia menjelaskan sebelumnya pihak pusat sudah pernah datang 2 tahun lalu terkait dengan rencana pembanguna sekolah. Namun tidak terwujud kendati pihaknya sudah sangat berharap waktu itu.
Sehingga dipembahasan Oktober 2024 sudah masuk anggarannya dan pembangunannya 2025. Menurut dia, kalau bukan adanya surat dari pemerintah pusat terkait penundaan pengadaan sarana dan prasarana mungkin proses pembangunan sudah dimulai.
“Itu ada surat. Presiden pun menegaskan itu. Saya paham karena ada 2 hal yang ditunggu, pertama terjadi regulasi baru pengadaan barang dan jasa, kedua pelantikan kepala daerah,” ujarnya.
“Tanahnya sudah dibeli pemda sejak 2022, kalau tidak salah sejak Bupati Hamim. Tanahnya cukup luas, karena ini terpisah urusan tanah satu hal, urusan fisik bangunannya sendiri lagi,” timpanya.
Beberapa hari ini SDN 1 Bone Raya ramai dibicarakan publik. Itu setelah salah satu siswa kelas 3 bernama Muhamad Suleman Datau viral di sosial media yang menolak makan siang bergizi yang diinisiasi Polres Bone Bolango bersama jajaran Polsek belum lama ini. (Isno/gopos)