GOPOS.ID, GORONTALO – Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo kembali mengagalkan perdagangan merkuri alias air perak ilegal. Dua warga asal Sulawesi Tengah, FA, dan AM, diamankan dengan barang bukti merkuri seberat 60 kilogram (Kg).
Barang bukti merkuri 60 kg itu dikemas dalam botol bekas air mineral. Setiap botol berukuran 1 kilogram. Setiap botol dijual seharga Rp1,05 juta.
Penangkapan FA dan AM dilakukan oleh tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Gorontalo pada Selasa, 19 Januari 2021. Penangkapan dilakukan setelah Dit Reskrimsus Polda Gorontalo mendapat informasi adanya pengiriman merkuri ilegal ke wilayah Gorontalo. Merkuri dalam jumlah besar itu dikirim dari wilayah Buol, Sulawesi Tengah melalui Gorontalo Utara.
Tim Polda Gorontalo bergerak ke lokasi. Tepatnya di sebuah rumah milik RB, warga Desa Buloila, Kecamatan Sumalata, Gorontalo Utara. Di tempat itu, petugas menemukan FA yang sedang mengangkat merkuri alias air perak dari dalam kamar. Saat itu FA langsung dibekuk. Sementara AM yang mengetahui kedatangan petugas berupaya kabur. Ia lari lewat pintu belakang rumah dan menuju ke arah Buol.
Baca juga: Eks Kadis PUPR Kabupaten Gorontalo Ditahan Terkait Kasus Gedung DPRD
Petugas Polda Gorontalo melakukan pengejaran dan berhasil menangkap AM. Saat diinterogasi, FA dan AM mengaku bila merkuri/air perak tersebut berasal dari IN dan A yang berada di Seram, Maluku.
Direktur Reskrim Khusus Polda Gorontalo melalui Kompol Indra Dalimunthe selaku Kasubdit IV Tipidter menjelaskan, AM diminta oleh A untuk menjual merkuri kepada seseorang berinisial AIN. Harga jual sebesar Rp1,05 juta per botol (per kilogram)
“I menjanjikan kepada AM akan diberikan uang Rp500 ribu,” ujar Kompol Indra Dalimunthe.
Mantan Waka Polres Gorontalo Kota itu mengungkapkan, barang bukti yang sudah diamankan yakni merkuri 60 botol, 1 unit Hp merk Vivo warna hitam milik FA, dan 1 unit hp merk Nokia type RH-93 warna hitam milik AM.
“Untuk kedua pelaku akan dikenakan pasal 161 UU No 3 tahun 2020 atas perubahan terhadap UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba, dengan ancaman hukuman terhadap kedua pelaku adalah maksimal 5 tahun penjara,” ungkapnya.
Baca juga: Bertatapan Mata, Tersinggung, Oknum Polisi di Pohuwato Diduga Tampar Warga
Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol. Wahyu Tri Cahyono, S.I.K, menambahkan, keberhasilan Polda Gorontalo ini sejalan dengan apa disampaikan oleh Kapolda Gorontalo. Yaitu akan menertibkan semua kegiatan yang bersifat illegal.(ari/gopos)