GOPOS.ID, GORONTALO – Produk kosmetik pemutih, Brilliant Skin disita oleh Balai Pengawasa Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo. Produk ini disita karena ternyata tidak memiliki izin edar dan mengandung bahan berbahaya yaitu asam retinoat dan hidrokuinon.
Produk Brilliant Skin bukan satu-satunya produk yang disita BPOM Gorontalo. Pada konferensi pers penertiban pasar dari kosmetik ilegal dan/atau mengandung bahan berbahaya, Kamis (28/7/2022), BPOM Gorontalo merilis 684 jenis kosmetik tanpa izin edar alias ilegal dengan jumlah kosmetik sebanyak 14.716 buah. Ratusan jenis kosmetik tersebut terdiri dari cream pemutih, toner pemutih, sabun cair, sabun batangan, body lotion, masker sacheet sampai sediaan rias wajah seperti liptick, eye shadow dan mascara.
Dari berbagai jenis kosmetik tanpa izin edar ini, ada beberapa yang diketahui telah mengandung bahan berbaya termauk Brilliant Skin. Ada pula produk kosmetik Gorontalo yaitu produk 99 yang ternyata mengandung merkuri.
“BPOM Gorontalo juga akan mengambil sampel untuk pemeriksaan kosmetik ilegal untuk mengetahui kandungan pada kosmetik yang belum diketahui kandungannya,” ujar Kepala Balai POM Agus Yudi Prayudana, S. Farm, Apt kepada awak media.
BPOM mengajak masyarakat untuk cerdas menjadi konsumen termasuk dalam memilih kosmetik. Agus Yudi berpesan agar masyarakat mengecek izin edar dari kosmetik bila akan membeli produk konsumen.
Baca juga: Ratusan Jenis Kosmetik Ilegal Disita, Ada yang Mengandung Bahan Berbahaya
BPOM sendiri menyita 684 jenis kosmetik ini dari 24 toko di Gorontalo yang tersebar di Kota Gorontalo 18 toko, Kabupaten Gorontalo 5 toko dan Boalemo 1 toko.
Agus Yudi menegaskan, sesuai ketentuan UU No 36 Tahun 2019 Tentang Kesehatan pada Pasal 196 dijelaskan bahwa Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
“Selanjutnya pada pasal 197 Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah),” ujarnya.
Dengan membaca konten ini, kita makin tahu indonesia dengan produk-produk ilegal yang harus diwaspadai oleh penggunanya. (muhajir/gopos)