GOPOS.ID, MARISA – Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga bersama Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok mencenangkan Desa Banuroja sebagai salah satu Desa Pancasila dan pertama di yang ada di Provinsi Gorontalo.
Pencenangan tersebut dilakukan oleh Pemkab Pohuwato dan juga Rektor UNG karena ada sebuah Desa yang menjadi teladan praktek toleransi multi etnis dan lintas agama. yakni di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Kamis (16/1/2020).
Desa Banuroja merupakan Desa yang telah dihuni oleh sembilan suku. Yaitu terdiri dari suku Lombok, Gorontalo, Sangihe, Flores, Minahasa, Bali, Jawa, Toraja, dan juga Batak. Serta terdiri dari tiga agama yakni agama Islam, Kristen, dan Hindu.
Menurut Rektor UNG, Eduart Wolok bahwa dirinya tidak salah ketika akan mencenangkan Desa Banuroja tersebut. Karena menurutnya Desa tersebut disamping sebagai praktek atas keberagaman. Desa itu pun memiliki kelembagaan lokal untuk mengantisipasi konflik, sehingga kurang lebih sepuluh Tahun, tidak terdapat satu pun laporan kriminal di Mapolsek Randangan.
“Desa Banuroja merupakan miniatur praktek toleransi atas keberagaman suku di Indonesia, salah satunya di Provinsi Gorontalo ,” ujarnya.
Baca juga:Â Nasir Giasi: Kunjungan Rektor UNG ke Pemkab Pohuwato Jadi Sejarah Baru
Eduart Wolok menambahkan Pemda dan UNG akan selalu bekerjasama untuk menjaga sekaligus melestarikan budaya tersebut di Gorontalo. Khususnya di Kabupaten Pohuwato.
“Kami UNG dan Pemkab Pohuwato memiliki ikthiar untuk menjaga keberagaman dan toleransi di Indonesia. Desa Banuroja adalah contoh keteladaan pengelolaan keberagaman dan toleransi di Indonesia,” imbuhnya.
Sementara Bupati Pohuwato Syarif Mbuinga mengatakan pencenangan Desa Banuroja tersebut akan dipersembahkan untuk tanah air Indonesia.
“Banuroja sebagai Desa Pancasila ini adalah hasil praktek toleransi selama puluhan tahun. dan penetapan Banuroja sebagai Desa Pancasila adalah persembahan kami untuk Indonesia,” tukasnya. (Ramlan/Gopos)