GOPOS.ID, GORONTALO – Perkembangan kondisi makroekonomi Provinsi Gorontalo pada 2019 cenderung tumbuh stabil. Sepanjang 2019, ekonomi Gorontalo diperkirakan tumbuh pada kisran 6,06 – 6,46 persen (yoy; [year of year]).
Perkembangan ekonomi Gorontalo tersebut dikemukakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Budi Widihartanto, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), di Ballroom, KPw BI Gorontalo, Selasa (3/12/2019). Pertemuan Tahunan BI 2019 mengangkat tema “Sinergi, Transformasi, Inovasi, untuk Ketahanan dan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo dan Nasional”.
Menurut Budi Widihartanto, sejalan dengan perkembangan ekonomi, tingkat inflasi Provinsi Gorontalo terjaga dalam sasaran inflasi nasional 3,5 ± 1,0% (yoy).
“Selama tahun 2019, kinerja positif ekonomi Gorontalo terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi dan pertumbuhan sektor ekonomi pendukung atau tersier,” ujar Budi Widihartanto.
Pertumbuhan sektor ekonomi pendukung tercermin dari akselerasi pertumbuhan ekonomi di sektor primer perdagangan serta sektor pendukung lainnya. Seperti industri pengolahan, pengelolaan air yang mampu mendorong dan menjaga pertumbuhan ekonomi Gorontalo tetap di atas rata-rata nasional.
“Di sisi stabilitas sistem keuangan, kinerja positif tercermin dari tren penyaluran kredit, yang terus mengalami peningkatan, disertai dengan tingkat risiko kredit yang menurun di 2019,” kata Budi Widihartanto.
Lebih lanjut, Budi Widihartanto menyampaikan, ada tiga pelajaran penting perjalanan ekonomi 2019, sebagai strategi menghadapi menurunnya globalisasi. Selain itu untuk meningkatkan digitalisasi dalam memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia maju ke depan.
“Pertama, sinergi bauran kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, OJK dan instansi vertikal lainnya perlu terus kita perkuat,” ujar Kepala KPw BI Gorontalo.
Kedua, peningkatan transformasi ekonomi untuk mendukung pertumbuhan yang lebih tinggi melalui hilirisasi industri. Sehingga memberikan peningkatan nilai tambah dari pengolahan sumber daya alam. Hal itu berlaku pada sektor primer seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan perdagangan; maupun sektor pariwisata dan industri pengolahan yang telah menunjukkan kontribusi positif bagi perekonomian Gorontalo.
“Ketiga, Inovasi dalam ekonomi dan keuangan digital sebagai salah satu sumber ekonomi baru. Pesatnya arus digitalisasi memberikan peluang bagi Gorontalo untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif. Inovasi digital mampu memperkuat keterhubungan antar agen ekonomi dari konsumen, UMKM, hingga korporasi besar,” tutur Widihartanto.
Sementara itu, Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim, menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak dalam kinerja perekonomian Gorontalo. Terutama kolaborasi antara pemerintah, Bank Indonesia, serta instansi terkait dalam menjaga inflasi daerah. Yaitu melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo, yang meraih terbaik di wilayah Sulawesi, dan TPID Pohuwato sebagai TPID terbaik tingkat Kabupaten se-Sulawesi 2019.
“Ini merupakan bukti nyata dari optimalnya sinergi yang terjalin antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo dengan Pemerintah Daerah Gorontalo,” ujar Idris Rahim.
Baca juga: Barito Picu Inflasi di Kota Gorontalo Selang November 2019
PTBI di Gorontalo diselenggarakan rutin setiap tahun. Tujuannya untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia.
PTBI dihadiri Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi (Forkopimda) Gorontalo, Walikota dan Bupati se-Gorontalo, Kepala OJK Wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara, Pimpinan perbankan, Pelaku usaha, Akademisi dan media massa, serta responden KPw BI Gorontalo.
PTBI turut diisi Talkshow dengan tema “Strategi Pengembangan UMKM menuju Go Ekspor & Go Digital”. Talkshow dipandu, Marializia Hasni. Narasumber Kepala Bidang Ekonomi Bapppeda Provinsi Gorontalo, Dr.Ir. Aryanto Husain, MMP dan Ekonom Nasional sekaligus Direktur Eksekutif Next Policy, Dr. Fithra Faisal Hastiadi,S.E.(hasan/gopos)