GOPOS.ID, GORONTALO — Komitmen untuk membangun masyarakat yang inklusif terus digalakkan oleh Yayasan Gorontalo Baik Indonesia (GOROBA).
Bersama Gerakan Kesejahteraan Untuk Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) cabang Gorontalo, GOROBA menggelar Kelas Bahasa Isyarat yang diikuti oleh 50 relawan. Kegiatan ini bukan hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ruang perjumpaan antara dunia bunyi dan sunyi.
Hadir sebagai narasumber, Ketua GERKATIN Gorontalo Ferlan S. Ibrahim dan M. Al Urwatul W.Y., keduanya merupakan teman tuli yang membagikan pengalaman dan ilmu mereka langsung kepada para peserta.
Kelas juga didampingi oleh juru bahasa isyarat Yusrilsyah Limbanadi yang menjembatani komunikasi antara relawan dan pemateri.
“Saya berharap, dari kegiatan ini, relawan GOROBA bisa berkomunikasi dengan teman tuli tanpa canggung. Inklusi bukan hanya soal akses, tapi tentang keberanian untuk memahami, bukan hanya dengan telinga, tapi juga dengan hati,” ujar Founder GOROBA, Ririn Afitri Tatu.
Lebih jauh, Ririn menyampaikan bahwa dengan belajar bahasa isyarat, para relawan bukan hanya menambah pengetahuan baru, tetapi juga memperluas empati dan kontribusi nyata dalam menciptakan ruang ramah bagi komunitas Tuli.
“Kelas Bahasa Isyarat ini adalah bentuk cinta dan empati. Upaya sederhana, namun berarti, untuk membuka jendela komunikasi. Ini menjadi upaya untuk menyatukan dunia bunyi dan sunyi agar lebih setara, karena sejatinya kita sama-sama manusia,” lanjut Ririn.
Dengan kolaborasi antara GOROBA dan GERKATIN, diharapkan akan tumbuh lebih banyak ruang-ruang belajar yang mempertemukan masyarakat luas dengan komunitas Tuli, membuka jalan menuju Gorontalo yang lebih ramah, inklusif, dan setara bagi semua.(adm03gopos)








