GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Astin Tadulako, pemilik UMKM di kawasan wisata Hiu Paus Botu Barani, berharap pemerintah memberikan bantuan tambahan modal. Sejak tahun 2016, Astin dan tiga UMKM lainnya berjualan makanan dan minuman di pangkalan 4, menawarkan menu beragam seperti kopi-kopian dan nasi kuning. Namun, pendapatan mereka seringkali tidak menentu.Â
“Banyak pengunjung, tapi belum tentu semuanya beli makanan,” ungkap Astin. Fluktuasi pengunjung sangat berpengaruh pada pendapatan. Di hari libur, omset bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta. Namun, di hari kerja, pendapatan bisa merosot hingga hanya Rp 20.000, bahkan pernah hanya Rp 5.000. Salah satu UMKM di pangkalan tersebut bahkan sudah tutup.
Pandemi Covid-19 dan kemunculan paus orca lalu turut memukul bisnis mereka. Selama periode tersebut, hampir tidak ada pengunjung sama sekali. Kondisi ini diperparah dengan minimnya dukungan dari pemerintah. “Tidak ada bantuan pemerintah, atau pendataan juga terhadap UMKM di sini,” keluh Astin.Â
Astin mengaku selama ini mengelola warungnya secara mandiri. Pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama jumlah pengunjung ramai. Namun, ia pernah mengalami kerugian ketika memasak makanan yang akhirnya tidak laku terjual dan harus dibawa pulang untuk dikonsumsi keluarga.
Dengan harapan tambahan modal dari pemerintah, Astin optimistis bisnisnya dapat berkembang lebih baik dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian lokal. Ia berharap bantuan tersebut dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatannya. (Gina/MG-Gopos)