GOPOS.ID, GORONTALO – Peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember memberi peringatan terhadap masyarakat akan bahaya penyakit mematikan itu. Di Gorontalo penderita HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.
Data Kementerian Kesehatan tahun 2017 mencatat dari 48.300 kasus HIV positif yang ditemukan, tercatat sebanyak 9.280 kasus AIDS. Sementara data triwulan II tahun 2018 mencatat dari 21.336 kasus HIV positif, tercatat sebanyak 6.162 kasus AIDS.
Adapun jumlah kumulatif kasus AIDS sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1987 sampai dengan Juni 2018 tercatat sebanyak 108.829 kasus.
Di Gorontalo sendiri, jumlah penderita HIV-AIDS terus tumbuh. Sejak tahun 2001-2018, jumlah kasus HIV-AIDS di Gorontalo mencapai 435 kasus, dimana HIV 204 kasus dan AIDS 231 kasus. Distribusi HIV-AIDS berdasarkan pekerjaan di Provinsi Gorontalo terjadi kepada mahasiswa dan siswa dengan jumlah HIV 38 kasus, AIDS 23 kasus.
Untuk kelompok umur, di usia 15 sampai 24 tahun terdiagnosa penderita HIV 71 kasus dan AIDS 67 kasus sepanjang 2001-2018.
“Belum lagi, dari data yang ada, perilaku seperti Gay, Waria, Lesbian (GWL) memberi porsi lebih banyak terhadap penderita HIV/AIDS di Gorontalo. Sejak tahun 2001 sampai 2018 terdiagnosa sudah ada 89 kasus untuk HIV dan 78 kasus untuk AIDS,” ucap Kepala seksi pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Irma Cahyani Ranti seperti dilansir di berita sebelumnya dengan judul HIV-AIDS Terus Tumbuh, Gorontalo Capai 435 Kasus.
“Totalnya sudah 167 kasus di Gorontalo. Ini terjadi karena perilaku menyimpang sudah mewabah di kalangan remaja. Mereka lebih suka hubungan sejenis laki seks laki (LSL) karena bujukan teman. Tanpa sadar akibatnya terkena HIV-AIDS,” tambahnya.
Baca juga: Psikolog: Jangan Judgement Pengidap HIV/AIDS
Bertepatan dengan Hari AIDS sedunia, hari ini, Komisi Penangggulangan AIDS (KPA) Gorontalo melakukan jalan sehat bertempat di halaman Rumah Jabatan Gubernur, Kota Gorontalo, Minggu (1/12/2019). Jalan sehat diikuti oleh aktivis penanggulangan AIDS, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta sejumlah komunitas olah raga Gorontalo.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh KPA agar penularan virus mematikan itu bisa terkendali. Selain sosialisasi dan pendekatan kepada komunitas yang rentan. KPA rutin melakukan edukasi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa menjadi yang paling rentan dengan jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 61 orang.
Ketua asistensi KPA Gorontalo Idah Syahidah menyebut penanggulangan HIV/AIDS tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah dan KPA. Butuh peran serta masyarakat khususnya keluarga sebagai garda terdepan yang mengawasi anak-anaknya.
Baca juga: LGBT Penyumbang Terbesar HIV-AIDS di Gorontalo
“Kami juga melakukan sidak di kos-kosan ke salon-salon. Setiap kami melakukan sidak, pasti diketemukan satu atau dua orang yang sudah terkena. Jadi saya sampaikan ke pemilik kos, kiranya lebih hati-hati dalam menerima penyewa. Kalau bisa ada jam malam ada aturan-aturan yang ketat,” harap Idah.
Data KPA hingga Maret 2019, pengidap HIV/AIDS di Gorontalo naik dari tahun 2018 yang mencapai angka 494 orang. Jika dirinci berdasarkan daerah, maka Kota Gorontalo menjadi yang tertinggi dengan 176 orang. Kabupaten Gorontalo 102 orang, Boalemo 63 orang dan pohuwato 58 orang. Untuk Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara masing-masing 49 dan 36 orang.
“Harus ada upaya bersama dalam menanggulangi ini. Perlu diketahui LGBT di Gorontalo bertambah. Pernah saya mengumpulkan mereka dan saya tanya anggota baru yang belum saya hafal, dia mengatakan dengan bangga saya LGBT bu. Itu kan sebuah ketidaknormalan yang dilarang namun dijadikan kebanggaan. Masyarakat harus sadar dan jangan seperti mereka,” tandas anggota DPR RI itu. (andi/gopos)