GOPOS.ID, GORONTALO – Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan konsep desain terminal bandara Panua Pohuwato. Konsepnya diambil dari bentuk empat rumah adat di Provinsi Gorontalo.
Keempatnya adalah Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, dan Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya.
Model atap terminal diadopsi dari atap rumah adat di Provinsi Gorontalo yang bertingkat sehingga memberi kesan megah dan mewah. Pembagian sekat area terminal juga dibuat fungsional dan estetik, dipadukan konsep modern tanpa menghilangkan tampilan kearifan lokal yang eksotis.
“Desain ini memberi makna seperti rumahadat yang hangat dan tempat berkumpul yangnyaman,” tandas Budi Karya Sumadi pada Senin (22/4/2024) mengutip dari laman suara.com
Cat terminal bandara didominasi warna putih karang dan cokelat, terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato.
“Bandar Udara Panua Pohuwato dikelilingi objek wisata penyelaman yang sangat indah, dan belum banyak terjamah manusia, salah satunya lapisan karang putih di Pulau Lahedan Pulau Karang,” tegasnya.
Menteri Perhubungan berharap keberadaan Bandara Panua Pohuwato mampu memberi ketersediaan sarana transportasi yang lebih luas, mendorong multiplier effect dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi.
“Serta memperluas perdagangan, pariwisata dan sebagai dukungan pada wilayah rawan bencana,” ucap Menteri Perhubungan.
Bandara Panua Kabupaten Pohuwato,Provinsi Gorontalo adalah komitmen pemerintah atas mitigasi wilayah rawan bencana. Juga sebagai pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.
“Bandara Panua Pohuwato sangat produktifuntuk membangun ekonomi daerah ini,mengingat jangkauan jarak dari Gorontalo Lebih dari empat jam menggunakan jalur darat,” pungkasnya. (Suara/Putra/Gopos)