GOPOS.ID – Puan Maharani mencatatkan rekor dalam perpolitikan Indonesia. Pemilik nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala itu, merupakan perempuan pertama yang menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), setelah 74 tahun Indonesia berdiri.
Putri Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ini dicalonkan oleh partainya, PDIP, yang merupakan pemenang pemilu legislatif 2019 dan mayoritas pemegang kursi di DPR.
Sementara empat wakil ketua DPR lainnya adalah Rachmat Gobel dari Fraksi Partai Nasdem, Muhaimin Iskandar dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Aziz Syamsuddin dari Fraksi Partai Golkar dan Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Partai Gerindra.
Puan Maharani mengatakan lembaganya tetap mengharapkan dukungan dan masukan dari masyarakat luas, untuk lima tahun ke depan. Selain itu, Puan juga menegaskan lembaganya siap menerima kritik dan masukan.
“Kami tidak anti kritik tetapi diharapkan masyarakat tidak mudah terjebak dalam penilaian yang bersifat apriori terhadap pelaksanaan tugas-tugas DPR,” ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu.
Baca juga: Puan Resmi Ketua DPR, Rachmad Gobel Jadi Wakil
Sebanyak 575 anggota DPR, 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan 711 anggota MPR, yang merupakan gabungan anggota DPR dan DPD – resmi dilantik pada sidang Paripurna di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).
Komposisi fraksi di DPR periode 2019-2024 terdiri: PDIP sebanyak 128 kursi; disusul Golkar dengan 85 kursi; Gerindra dengan 78 kursi; NasDem dengan 59 kursi. Setelah itu ada PKB dengan 58 kursi; Demokrat 54 kursi; PKS dengan 50 kursi; PAN dengan 44 kursi; dan terakhir PPP dengan 19 kursi.
Jumlah anggota DPR pada periode ini lebih banyak ketimbang pada periode sebelumnya, yang berjumlah 560 orang. Jumlah ini bertambah karena ada penambahan jumlah penduduk, dan adanya 17 daerah otonomi baru hasil pemekaran daerah.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyatakan setidaknya 56 persen dari 575 anggota dewan terpilih periode 2019-2024 merupakan petahana. Artinya, anggota dewan periode 2014-2019 masih mendominasi kursi di DPR ketimbang anggota baru.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Lucius Karus, mengatakan belum ada optimisme akan terjadinya perubahan di parlemen.
“Partai politik lama, incumbent yang juga mendominasi DPR baru . Saya sedari awal tidak melihat ruang yang cukup leluasa bagi terjadinya perubahan di parlemen yang baru mendatang . Kehadiran wajah baru yang tidak dominan dari sisi kuantitas juga saya kira dengan mudah kemudian akan ikut arus praktek politisi lama,” urainya.(voa/adm-02/gopos)