GOPOS.ID – Dukungan hampir selalu beringingan dengan prestasi, ini barangkali sedang dialami Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Akibat dari sukses Golkar pada Pileg 2024, dukungan untuk Airlangga kembali memimpin Golkar mengalir deras. Pun demikian Pilpres, Prabowo-Gibran didukung Golkar menang sekali putaran.
Secara de facto, dibanding partai politik lain, Golkar pemenangnya. Kenaikan suara dan jumlah kursi paling signifikan, menempatkan Golkar sebagai runner up dibawah PDIP yang mengalami penurunan suara dan jumlah kursi.
Adakah alasan kuat yang dapat mendegradasi sukses Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga ? Objektifkah mengganti Airlangga ditengah kesuksesan Golkar ?
Bagi saya, kader muda Golkar yang berada jauh di Timur Indonesia (Bumi Serambi Madinah), Airlangga sudah ‘mengorbankan’ kesempatan besarnya untuk menjadi Calon Presiden (Capres) dari Partai Golkar dalam perahu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pilihan bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) mampu menjaga wibawa Golkar pada pemilu 2024. Hal ini yang tidak terbaca atau ditulis oleh beberapa pengamat.
‘Pengorbanan’ Airlangga membuat Golkar mudah menggerakkan mesin politik pasa pemilu, ketimbang menghabiskan energi selama dua tahun untuk angka elektabilitasnya. Saya juga menyadari bahwa personalisasi Airlangga sulit untuk mendongkrak angka dalam survei.
Saya sepaham dengan perkataan Hasan Nasbi Founder Cyrus Network pada Rakernas Bidang MPO tahun 2021 yang mengatakan bahwa Airlangga adalah politisi ‘belakang meja’ atau teknokrat sejati, beda dengan gaya Ganjar, Anies dan lainnya.
Fokus Pileg dan Pilpres
Sadar akan sulitnya mendorong Airlangga sebagai Capres, maka Golkar terfokus pada penguatan internal partai menghadapi pileg. Sebagaimana dijelaskan Ahmad Dolly dalam tulisannya ‘Sepuluh Jurus Golkar di Pileg 2024’.
Jangan tanyakan lagi bagaimana hebatnya Golkar menempatkan kader-kadernya dalam kontestasi politik, satu hal yang selalu membingungkan, hasil survey rendah, hasil pemilu tinggi.
Beberapa kali Airlangga mengundang para Ketua DPD Provinsi, memberikan tugas agar fokus memenangkan Golkar, dekati rakyat. Ormas Golkar tak luput dari perhatian Airlangga, satu kata: rebut kemenangan Golkar.
Kesepakatan-kesepakatan yang dibalut dengan komitmen ambisius seluruh jajaran Golkar mulai dari DPP hingga jejaring Kelurahan/Desa dalam kerangka pemenangan terlihat saat suara Golkar berada diatas Partai Gerindra, partai dari Capres yang didukung Golkar.
Semua bergerak, tidak ada pengaruh besar dari personalisasi Airlangga sebagimana dialami partai lain. Kerja Golkar adalah kerja institusi partai dibawah Komando Airlangga Hartarto.
Pilpres pun demikian, disinilah harus diakui selain mesin politik Golkar, ada pengaruh besar Presiden Jokowi. Tingginya angka kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan dan kebijakan Jokowi dikooptasi dengan menjadikan
Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden dari Partai Golkar. Golkar cermat membaca pengaruh itu.
Seluruh kader Golkar hukumnya fardhu ain mengkampnyekan Prabowo-Gibran diwilayah masing-masing. Mesin politik Golkar tancap gas. Pileg dan Pilpres menang.
Mengapa Harus Airlangga ?
Airlangga adalah simbol kemenangan Golkar di pemilu 2024, titik. Polusi demi polusi disebarkan dalam tubuh Golkar agar penglihatan dan nafas perjuangan Golkar terganggu, padahal ada satu momentum lagi yang akan dihadapi Golkar yaitu Pilkada Serentak akhir tahun 2024.
Polusi itu sengaja disebar pada tiupan Munas Golkar bulan Desember mendatang, nama Presiden Jokowi tak luput dari tiupan polusi.
Dengan imunitas tinggi, seluruh DPD Golkar Provinsi menyatakan siap mendukung kembali Airlangga Hartarto. Setelah itu, Satu per satu Ormas Golkar telah mendeklarasikan mendukung Airlangga.
Saya teringat nasehat para pengemudi yang hati-hati memang perlu diperhatikan: Jangan pernah menginjak rem mendadak. (AGK: 2003).
Sukses pemilu 2024 yang diperoleh dengan soliditas tinggi tiba-tiba harus terhenti pada Munas mendatang. Selain mengubah logika normal dalam kepartaian, akan memberikan konsekuensi bagi keberlanjutan sukses Golkar di Pilkada.
Pilkada nanti mungkin akan lebih memuluskan langkah Airlangga Hartarto pada saat Munas jika berhasil mencapai target besar Golkar, menang.
Jika target besar Golkar tercapai, tidak ada kata lain selain Airlangga Menang Sekali Putaran pada Munas bulan Desember nanti.
Oleh: Noval Abdussamad
MPO Golkar Gorontalo