GOPOS.ID, GORONTALO – Berdiri sejak tahun 2003, eksistensi Ilabulo yang berada di jalan Pangeran Dipanegoro tetap terjaga hingga kini.
Bahkan salah satu makanan khas Gorontalo itu, menjadi buruan utama para pencita kuliner. Baik masyarakat Gorontalo maupun wisatawan dari luar daerah.
Menurut Ain Hasan, cucu dari sang pemilik kedai ilabulo tersebut mengakui bahwa sejak awal kedai ilabulo tersebut memang tidak memiliki nama yang spesifik. “Tidak ada nama, pokoknya hanya Kedai Ilabulo saja,” jawabnya.
Kedai yang sudah berdiri selama kurang lebih 15 tahun ini setiap harinya buka dari pukul 14.30 WITA dengan produksi 800-1.000 bungkus Ilabulo bakar setiap harinya.
Baca juga : RS Hentikan Kerjasama, BPJS Kesehatan Angkat Bicara
Ada dua jenis ilabulo yang dijual, yakni Ilabulo bakar biasa seharga Rp. 5.000 dan Ilabulo bakar spesial seharga 7.500.
Yang membedakan antara biasa dan spesial ialah besarnya dan isinya.
“Kalau spesial itu lebih banyak hati ayamnya dan telurnya juga,” jelas Ain. Tak hanya dijual di Kedai, namun Ilabulo bakar tersebut juga sering di pesan oleh pelanggan untuk acara-acara tertentu.
Kedai Ilabulo bakar milik Usman Deu ini setiap harinya hampir tidak pernah sepi pengunjung. Ada yang membelinya dengan dimakan di tempat dan ada juga yang membelinya dengan dibungkus atau dibawa pulang. Bahkan tidak jarang, warga Gorontalo yang sudah menetap di luar daerah memesan khusus Ilabulo tersebut untuk dijadikan ole-ole.
Baca juga : Penjualan Smartphone Meningkat di Akhir Tahun
“Ilabulo ini kan makanan khas Gorontalo. Jadi kalau saya ke Gorontalo saya merasa wajib mencoba makanan ini. Saya lebih suka makan di tempat karena masih panas. Rasanya kenyal, gurih dan enak banget,” aku Para Masita, seorang Traveler asal Jakarta.
Saat ditanya apa rahasia yang membuat kedai Ilabulo Bakar di jalan Pangeran Diponegoro ini masih bertahan sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang.
“Mungkin yang bikin beda itu kalau di tempat lain adonannya sudah setengah dimasak atau dikukus. Tapi kalau disini adonannya memang masih mentah, jadi memang benar-benar dibakar kurang lebih selama setengah jam, dari mentah sampai matang. Kecuali hati ayamnya yang direbus terlebih dahulu,” jelas Ain.
Ain juga menambahkan dalam perjalanan Kedai Ilbulo Bakar ini, juga ada beberapa komplain dari beberapa orang, misalnya orang yang baru pertama beli.
“Pernah ada yang komplain soal harga, katanya mahal. Tapi kalau saya pribadi menanggapinya ya memang sudah begitu, ada harga ada rasa,” tutup Ain sambil tersenyum.
Kini Kedai Ilabulo bakar milik Usman Deu tersebut dikerjakan bersama dengan karyawan sebanyak kurang lebih 5 orang. Kedai tersebut pun selalu buka setiap hari dari pukul 14.30 WITA hingga pukul 23.00 WITA. (ndi)