GOPOS.ID, BONE BOLANGO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengembangkan olahan pangan berbahan dasar jagung pulut di Desa Molotabu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango.
Hal ini menjadi sebuah inisiatif menarik untuk pengembangan agrowisata bahari berbasis tanaman pangan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat sekaligus menjaga lingkungan secara berkelanjutan.
Agrowisata bahari adalah bentuk pariwisata berfokus pada pertanian dan budidaya tanaman pangan berbasis laut atau perairan. Desa Molotabu terletak di pesisir Teluk Tomini yang memiliki akses ke sumber daya laut yang kaya, dengan melihat potensi besar dalam mengembangkan konsep ini.
Dengan melibatkan masyarakat setempat, kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru memperkuat ekonomi lokal. Selain itu, agrowisata bahari juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan gaya hidup berkelanjutan.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Mahasiswa KKN UNG, Fitria S Jamin SP. M.Si, mengatakan, pengembangan agrowisata bahari di Desa Molotabu telah menanam berbagai jenis tanaman pangan di wilayah perairan, salah satunya adalah jagung pulut. Masyarakat setempat terlibat dalam seluruh proses, mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen tanaman.
“Masyarakat setempat diberikan pelatihan mengenai praktik budidaya tanaman organik, manajemen tanaman yang berkelanjutan sampai pada pengolahan hasil, bertujuan untuk memastikan produksi tanaman pangan yang dihasilkan sehat dan ramah lingkungan,” ujar Fitria.
Dia menjelaskan, konsep Agrowisata bahari yang nantinya akan dikembangkan di desa Molotabu meliputi berbagai kegiatan edukatif bagi wisatawan, seperti turpanen, pengolahan makanan tradisional, dan pelatihan memasak dengan menggunakan bahan-bahan lokal.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat, tetapi juga membuka peluang baru untuk sektor pariwisata.
“Selain manfaat ekonomi, agrowisata bahari berbasis tanaman pangan yang berkelanjutan juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Tanaman pangan yang ditanam di wilayah perairan membantu dalam pemulihan ekosistem dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang ada,” jelas Fitria.
Harapannya, kata Fitria, Desa Molotabu menjadi pusat pengembangan agrowisata bahari bagi desa-desa lain untuk mengadopsi pendekatan dalam memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan, dengan melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak terkait.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam kesehatan masyarakat dan lingkungan di wilayah tersebut.
“Agrowisata bahari berbasis tanaman pangan merupakan bukti nyata pengembangan pariwisata secara berkelanjutan, sambil memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan lingkungan. Semoga inisiatif ini dapat terus berkembang, memberikan inspirasi bagi daerah lain, dalam menjaga kesehatan dan keberlanjutan di masa depan,” tutup Fitria.(Adv/Yusuf/Gopos)