GOPOS.ID, GORONTALO – Kegiatan Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo Masuk Desa (Nomade), di Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo memberikan multimanfaat. Selain memastikan pembangunan berjalan maksimal dan dirasakan masyarakat, dalam kegiatan tersebut turut pula diperkenalkan inovasi serta terobosan baru. Salah satunya pirolisis, alat pengurai sampah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Inovasi itu diperkenalkan oleh Komunitas Kambungu Beresi pada kegiatan Nomade di Lapangan Sepak Bola Desa Mohiyolo, Sabtu (7/9/2019). BBM yang dihasilkan berupa premium, solar dan minyak tanah.
Panglima Komunitas Kambungu Beresi Kabupaten Gorontalo, Sugandi Hamzah, mengatakan, pengembangan alat tersebut dilakukan mengingat sampah plastik yang ada dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan.
“Sampah plastik ini memberikan dampak baik dari pertanian atau pekarangan, sungai, danau, bahkan laut. Untuk itu kita berpikir bagaimana cara mengurangi sampah plastik ini,” jelasnya.
Baca juga: Festival Apangi Kota Gorontalo Siapkan 200 Ribu Kue Apangi
Lebih lanjut, ia menjelaskan, BBM yang dihasilkan alat pirolisis telah dilakukan uji coba. Hasilnya, semua BBM yang dihasilkan dapat digunakan.
Di tempat yang sama, Ketua Pokja Perubahan Iklim Cokro Katili, yang juga Kepala Bappeda Kabupaten Gorontalo, mengatakan inovasi ini merupakan bentuk komitmen dalam upaya pengurangan sampah plastik di Kabupaten Gorontalo.
“Kita tidak melihat keunggulan dari BBM yang dihasilkan oleh alat pirolisis, tapi kita melihat komitmen dalam mengurangi sampah plastik. Sampah plastik harusnya jadi musuh kita bersama,” tuturnya.
Sementara itu Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, mengaku telah meminta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) untuk melakukan analisis terhadap kualitas BBM yang dihasilkan, serta kekurangan dari alat pirolisis.
“Kemudian dianalisis juga untung dan ruginya penggunaan alat tersebut baik dari sisi ekonomi dan ekologi,” ungkapnya.
Nelson Pomalingo mengatakan hasil analisis dari Balitbang, akan menjadi faktor pertimbangan selanjutnya dalam menentukan layak dan tidaknya alat piroliso menjadi program di setiap desa di Kabupaten Gorontalo. Dengan begitu masyarakat dapat mengolah hasil sampah menjadi BBM.
Lebih lanjut mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu mengapresiasi inovasi Kambungu Beresi. Komunitas tersebut tak hanya melakukan aksi bersih-bersih lingkungan di setiap desa, tetapi juga mampu melahirkan ide luar biasa guna mengurangi sampah plastik.
“Saya sangat bangga dan menyampaikan terima kasih atas kontribusi kambungu beresi terhadap pembangunan daerah khususnya didalam bidang lingkungan,” tandas Nelson.(adm-02/gopos)