No Result
View All Result
gopos.id
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
gopos.id

In Memoriam Risno Ahaya, Sang Maestro Gambus Gorontalo

Admin by Admin
Kamis 13 Agustus 2020
in Gorontalo
0
0
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Di era tahun 80-an hingga awal 2000. Namanya begitu lekat di telinga masyarakat. Pantun canda nan jenaka yang dibarengi petikan irama gambus, membuat banyak orang terhibur. Risno Ahaya, begitulah namanya.

Ramlan Tangahu, Telaga Jaya

Kabut mendung kembali menyelimuti dunia seni Gorontalo. Seorang seniman yang cukup populer di tengah masyarakat Gorontalo, Risno Ahaya, berpulang. Pria berusia 64 tahun tutup usia, Kamis (13/8/2020).

Pria yang dikenal sebagai maestro gambus Gorontalo itu meninggal setelah tiga tahun melawan penyakit yang dideritanya. Kedua lengan kiri dan kanan membengkak, sehingga sulit digerakkan. Tidak diketahui pasti jenis penyakit yang mendera bapak empat anak itu. Selama sakit, Risno memilih dirawat di rumah.

Sebelum kedua lengannya membengkak, Risno sempat mengalami gangguan ingatan. Ia tak ingat lagi anggota keluarga maupun sanak famili. Pihak keluarga sempat membawa Risno Ahaya ke Rumah Sakit Tumbilolato.

“Dari pemeriksaan di sana (RS Tumbilolato) , dokter sampaikan almarhum mengalami gejala pikun,” ujar Densi Ahaya, salah seorang putri almarhum Risno Ahaya.

Selama masa perawatan, Risno Ahaya tak lagi menjalani aktivitasnya sebagai seorang musisi. Ditambah lagi pembengkakan kedua lengannya membuat Risno tak bisa berjalan. Apalagi memetik gambus.

Baca Juga :  Inovasi Desa Tamaila Utara Bakal Diresmikan Wapres Maruf Amin

“Jadi tiga tahun itu aktivitasnya lebih banyak di rumah,” kata Densi Ahaya.

Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan, Siap-siap Didenda Rp150-500 Ribu

Risno Ahaya menggeluti dunia gambus sejak masih berusia 10 tahun. Musik tradisional khas Gorontalo itu digelutinya secara otodidak. Nama Risno Ahaya mulai moncer pada era 1980-an. Ketika dirinya mengikuti festival budaya Gorontalo yang dilaksanakan Stasiun Radio Republik Indonesia (RRI). Perpaduan irama gambus berdawai empat yang unik, dan sajak tanggomo yang jenaka membuat Risno Ahaya keluar sebagai pemenang.

Sejak dari itu, ia sering diundang untuk mengisi hajatan mapun kegiatan seremoni pemerintahan. Risno Ahay tak hanya pandai memainkan dawai gambus. Meski menyandang difabel tunanetra, Risno Ahaya juga mampu merangkai syair lohidu, dan tanggomo (Seni bertutur khas gorontalo). Mayoritas tanggomo yang diciptakan Risno Ahaya lekat dengan kehidupan masyarakat Gorontalo. Mulai dari tata krama dan norma-norma masyarakat Gorontalo, hingga kehidupan sosial. Kadang pula ada yang berisi pujian terhadap seseorang, hingga candaan dan jenaka.

Salah satu tanggomo yang dipentaskan Risno Ahaya tercatat dalam arsip Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikud. Yaitu berjudul Kasimo Motora (2016).

Baca Juga :  150 Guru di Gorontalo Ikut Program Pendidikan Guru Penggerak

Menyandang status sebagai musisi gambus yang populer, tidak lantas membuat kehidupan Risno Ahaya bergelimangan harta. Justru sebaliknya, sang maestro harus menjalani hari-harinya yang begitu berat. Agar dapur di rumah bisa tetap berasap, Risno memilih untuk mengamen.

Ditemani sebuah gambus yang catnya sudah memudar, Risno membawakan syair-syair tanggomo. Duduk di sudut pasar-pasar tradisional sambil mengumandankan alunan syair tanggomo. Berusaha sekuat tenaga agar suaranya dan alunan gambusnya bisa terdengar di antar riuhnya lalu lalang kendaraan bermotor. Sayangnya tenaga yang dimilikinya tak sekuat dulu. Kondisi usia yang mengerogoti fisiknya, membuat lantang suaranya tak nyaring semasa muda.

“Saya pantang mengemis. Lebih baik saya mengamen,” ujar Risno Ahaya semasa hidup.

Seiring kemazuan zaman dan hadirnya musik-musik moderen, keberadaan Risno Ahaya makin tersisi. Undangan tampil di hajatan dan kegiatan tak sebanyak dulu lagi. Hanya bisa dihitung dengan jari. Itupun kalau ada yang masih mengingat, atau ingin mendengarkan candaannya berpadu dengan irama gambus.

Kini popularitas Risno Ahaya sebagai pelantun tanggomo tinggal sebuah kenangan. Ia telah pergi untuk selamanya. Menghadap sang Khalik, yang tak pernah lupa setiap usaha hamba-Nya. (***)

Tags: Budaya GorontaloGambusGorontaloRisno AhayaTanggomo
Previous Post

Langgar Protokol Kesehatan, Siap-siap Didenda Rp150-500 Ribu

Next Post

Peserta Upacara 17 Agustus Dibatasi 30 Orang

Related Posts

Pendeportasian Lima Orang Warga Negara Tiongkok: Bukti Ketegasan Imigrasi dalam Menjaga Kedaulatan, Keamanan dan Ketertiban
Gorontalo

Pendeportasian Lima Orang Warga Negara Tiongkok: Bukti Ketegasan Imigrasi dalam Menjaga Kedaulatan, Keamanan dan Ketertiban

Rabu 21 Mei 2025
Suami Nadjwa Shihab Meninggal Dunia
Gorontalo

Suami Nadjwa Shihab Meninggal Dunia

Selasa 20 Mei 2025
Layanan One Stop Service Haji di Gorontalo Dipastikan Berjalan Lancar
Gorontalo

Layanan One Stop Service Haji di Gorontalo Dipastikan Berjalan Lancar

Senin 19 Mei 2025
Bawaslu Gorontalo Tolak Dugaan Politik Uang PSU Gorontalo Utara
Gorontalo

Bawaslu Gorontalo Tolak Dugaan Politik Uang PSU Gorontalo Utara

Senin 19 Mei 2025
Jemaah Haji Kloter 28 UPG Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Gorontalo

Jemaah Haji Kloter 28 UPG Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Senin 19 Mei 2025
Ricuh, Lempar Batu Warnai Unjuk Rasa di Deprov Gorontalo
Gorontalo

Ricuh, Lempar Batu Warnai Unjuk Rasa di Deprov Gorontalo

Senin 19 Mei 2025
Next Post

Peserta Upacara 17 Agustus Dibatasi 30 Orang

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Terpopuler

  • Disekap Pria Mabuk di Kebun Tebu Tolangohula, Pelajar SMA Ini Berhasil Kabur

    Astagfirullah, Ayah Kandung Tega Cabuli Anak Kandung Sejak SMP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ditresnarkoba Polda Gorontalo: Dua Anak Pejabat dalam Kasus Narkoba hanya Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Gorontalo Hibahkan Tanah 3 Hektar untuk Polda Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembentukan KMP Biawao Libatkan Generasi Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ricuh, Lempar Batu Warnai Unjuk Rasa di Deprov Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
WA Saluran
Facebook Icon-x Youtube Instagram Icon-ttk

© 2019 – 2023 Gopos.id  |  Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.

Iklan  |  Karir  |  Pedoman Media Cyber  |  Ramah Anak  |  Susunan Redaksi  |  Tentang Kami  |  Disclaimer

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • Info Pasar
    • INFOGRAFIS
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Ayo Germas
    • Boalemo
    • Bone Bolango
    • Bolmong Utara
    • Gorontalo Hebat
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kota Smart
    • Pohuwato
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi

© 2019-2023 Gopos.id Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.