GOPOS.ID, GORONTALO – Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie sangat kecewa atas lolosnya 7 jemaah tablig (JT) asal Gorontalo yang pulang dari Bangladesh. Padahal selama ini Pemprov Gorontalo sudah sering mewanti-wanti pemerintah kabupaten/kota terkait arus masuk orang dari luar daerah.
Kekecewaan Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, bertambah ketika mengetahui hasil rapid test 7 jemaah reaktif, tetapi bisa dizinkan masuk ke Gorontalo Utara (Gorut). Sementara saat ini sedang berlangsung pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Saya tadi malam tidak bisa tidur pak Bupati (Gorut). Saya dapat telepon dari petugas lapangan. Saya telepon pak Bupati (Gorut) tidak nyambung. Jam 11 malam saya suruh ajudan untuk bicara dengan bupati langsung,” ucap Rusli saat menggelar rapat webinar dengan unsur Forkopimda dan kepala daerah, Ahad (17/5/2020).
Rusli Habibie lalu membandingkan sikap Indra yang melarang 87 warga dari Buol dan 21 ABK Sabuk Nusantara untuk masuk Gorontalo beberapa waktu lalu. Di sisi lain, petugas posko perbatasan dari Polri, TNI, Satpol PP dan Perhubungan tegas melarang orang untuk masuk.
“Jadi saya mohon maaf pak bupati, saya agak ragu dengan pernyataan pak bupati yang sangat tegas tadi tapi di lain sisi meloloskan tujuh orang,” ucap Rusli tersenyum ketus.
Baca juga: Pulang dari Bangladesh, 7 Jemaah Tablig asal Gorontalo Langsung Dikarantina
Gubernur Rusli mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan untuk menjalankan PSBB secara serius dan bertanggungjawab. Ia menilai kebijakan ini bukan kebijakan sendiri yang ia buat, tapi sudah melalui kesepakatan bersama untuk melindungi rakyat Gorontalo dari penularan virus corona.
Sementara itu, Bupati Gorut Indra Yasin memohon maaf atas lolosnya tujuh warga itu. Ia mengaku sudah mengambil langkah untuk mengkarantina mereka di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki (ZUS).
“Memang pak gubernur kami mengalami kesulitan yang tujuh orang ini. Sudah dipisahkan kamarnya, mereka maunya tidur berdua pak gub. Kami sampaikan jangan entah ada ajaran apa mereka sampai tidur harus berdua,” ucap Indra.
Permintaan Indra agar dua warga Kota Gorontalo dan Boalemo untuk dijemput tidak disanggupi Gubernur Rusli. Ia meminta tujuh orang itu tetap berada di Gorut dan menjadi tanggung jawab pemda setempat hingga semuanya dinyatakan sehat.(adv-02/gopos)