GOPOS.ID, GORONTALO – Kabar kurang sedap datang dari dunia pendidikan di Kota Gorontalo. Ya, seorang guru honorer di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Gorontalo berinisial AL (26) kini tengah berurusan dengan polisi lantaran diduga melakukan kekerasan sodomi kepada empat siswanya.
Informasi yang berhasil dihimpun Gopos.id, kejadian tersebut terbongkar saat salah satu korban melaporkan tindakan tersebut ke Kepala Sekolah. Bak bola salju menggelinding, muncul tiga siswa lainnya yang mengaku menjadi korban oknum guru kesenian itu.
Salah satu orang tua korban yang sempat diwawancarai Gopos.id, mengaku mendapat informasi itu langsung dari anaknya yang menjadi salah satu korban. Sang guru diduga melancarkan aksinya sejak awal November 2023 lalu.
“Pertama saya tanya, anak saya tidak mau cerita apapun. Ternyata sempat diancam,” kata orang tua korban yang meminta namanya tidak dipublish.
Untuk melancarkan aksinya, guru AL membujuk para korban dengan jalan-jalan dan mengajak bermain di rumahnya. Di situlah AL diduga kemudian melancarkan aksi bejatnya, baik di dalam kamar sampai di kamar mandi.
“Saya duga anak saya dan juga beberapa korban lain dibius dan dikasih obat tidur (melalui makanan). Karena pengakuan anak saya, sesaat setelah makan (di rumah AL), anak saya tidak sadarkan diri. Anak saya sadar sudah berada di kamar mandi dalam keadaan lemas dan telanjang,” tambah ibu korban lagi.
Perempuan 45 tahun ini sudah melaporkan perbuatan oknum guru tersebut ke Polda Gorontalo dan menegaskan tidak akan pernah mencabut laporan yang dibuatnya apapun konsekuensinya.
“Pihak sekolah sudah melakukan upaya mediasi, tapi bagi saya pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Ini sudah keterlaluan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo Lukman Kasim ketika dikonfirmasi membenarkan adanya laporan seputar dugaan kekerasan seksual di salah satu SMP di Kota Gorontalo.
Dikatakan Lukman, pihaknya menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada pihak kepolisian. Dan jika itu terbukti, maka peristiwa ini tentu akan sangat mencoreng dunia pendidikan di Kota Gorontalo.
“Kasus ini masih sebatas praduga tak bersalah, karena masih ditangani Polda Gorontalo. Tentunya, kami juga meminta maaf kepada publik atas kejadian ini,” kata Lukman.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Desmont Herjandro AP ketika dikonfirmasi mengakui pihaknya sudah menerima laporan dari pihak korban. Selanjutnya, pihaknya akan menindaklanjuti dan mendalami kasus tersebut sesuai dengan keterangan awal yang dilaporkan pihak korban.(abin/isno/gopos)