No Result
View All Result
gopos.id
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • INFOGRAFIS
    • Info Pasar
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Pohuwato
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Boalemo
    • Bolmut
    • Kota Smart
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
gopos.id

Gara-gara Anies?

Admin by Admin
Senin 6 Januari 2020
in Perspektif
0
29
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Oleh : Syam Rizal Abbas

TEPAT di penghujung 2019 Jakarta diguyur hujan lebat dengan curah dan intensitas tinggi. Tak pelak, hanya dalam hitungan jam, beberapa kawasan ibukota jelma bak kolam raksasa.

Penghuni ibukota tak perlu ke Dufan atau wahana air lainnya untuk menikmati wisata air, sebab, semuanya sudah tersuguh dengan nyata dihadapan mereka. Dan, tanpa embel-embel retribusi pulak.

Banjir Jakarta menjadi primadona media mainstream untuk diolah. Diceritakan, untuk kemudian diwartakan — mengalahkan pemberitaan tentang skandal “perampokan jiwasraya”, kasus Novel Baswedan. Bahkan iuran be-pe-je-es yang naik seratus persen tepat di hari pertama pergantian tahun. Untuk soalan terakhir, kita agaknya mesti mengamini “umpatan ilmiah” dari Eko Pras: orang miskin dilarang sakit!

Pada beberapa kesempatan, pengguna media sosial juga tak kalah ramai dalam memberitakan soalan banjir Jakarta. Dari sekadar membagikan postingan, mendoakan, bahkan mencaci dan memfitnah, serta mencari-cari kesalahan Gubernur DKI (baca: Anies Baswedan) yang dianggap “telah hilang” — untuk kasus terakhir, mereka menghadirkan semacam silogisme dengan proposisi yang non-koheren, sehingga justru menghasilkan konklusi yang cacat bin sesat dan sulit diterima akal sehat!

“…gara-gara Anies, si Gabener, warga Jakarta dihantam banjir parah”, kira2 bgitu ungkapan pembenci Anies saat menumpahkan kekesalan bercampur iri, benci dan dengki dengan “kondisi mental” yang masih gagal move-on dari Pilgub DKI tempo hari.

Baca Juga :  Matoduwolo, Selamat Bertugas Bapak Penjabat Gubernur

Anies dijadikan semacam tumbal atas musibah klasik warga DKI. Anies dipaksa untuk didudukkan di atas kursi pesakitan dan dihakimi dengan penilaian paling subjektif —berkisar pada sikap suka dan tak suka secara politis.

Sementara itu, kelompok pendukung Anies tak tinggal diam. Mereka memuntahkan argumentasi yg rada “dogmatik” dalam membela junjungannya.

Walhasil, Cebong, kampret bahkan kadal gurun yang notabene semacam personifikasi entitas politik tempo hari, seolah kembali hadir dan menjejali timeline sosmed serta beberapa media mainstream kita. Polarisasi politik kembali mencuat dan mengemuka. Topik perdebatan pun tercerai dari substansi permasalahan yang sesungguhnya.

Mereka seolah tengah “merayakan peperangan” di atas penderitaan serta kerugian harta dan jiwa warga Jakarta secara kolektif. Tak ada sikap simpati dan welas asih atas warga Jakarta yang tengah dirundung duka dan musibah. Mereka tampak hanyut dalam pusaran “banjir bandang” kepentingan politik yang serba pragmatis, hingga melupakan universalisme nilai kemanusiaan kita.

Ini adalah konsekuensi logis dari cara dan mental politik kita yang kolot dan usang; yang sekadar memaknai politik dari sekadar bahasan “menang-kalah”, serta menutup ruang perjumpaan nilai kemanusiaan dengan sebegitu rapat dan ketat.

Baca Juga :  Surya Paloh Pilih Cak Imin Jadi Pendamping Anies Baswedan

Kondisi seperti itu sebenarnya telah kita temukan dan lewati dalam beberapa momentum kontestasi politik sebelum-sebelumnya.

Utamanya jika harus menilik soalan Pilgub DKI 2017-an silam atau yang teranyar adalah pilpres tahun kemarin; di mana lakon politik kita justru membuka “lapak politik”. Dengan lebih banyak mendagangkan isue-isue kebencian dan menyasar “konsumen politik”. Dengan segmen agama dan suku tertentu —nyaris tanpa menyisipkan agenda kemanusiaan sama sekali di dalamnya. Padahal, yang lebih tinggi dari urusan dan masalah politik adalah urusan kemanusiaan itu sendiri— sebagaimana ungkapan mendiang Alm. Gus Dur beberapa tempo silam.

Kita patut menduga, bahwa kondisi ini adalah akibat dari moral politik kita yang telah mengalami fase degradatif, sebagai imbas dari lakon politik kita yang sering “menjual” “bungkus” ketimbang “isi” dari visi politiknya. Atau, sebagai rembesan dari sikap elite politik kita yang cenderung non-educated dan abai dalam menginsyafi nilai-nilai kearifan politik yang luhur. Persis seperti yang didengungkan Alm. Cak Nur tempo hari.

Wallahu a’lam bisshawab…

Tags: Anies BaswedanPerspektif
Previous Post

Keren… RTH di Gorut Dilengkapi Fasilitas Olahraga

Next Post

Bersama Mahasiswa, Fadel Ajak Generasi Muda Paham Tentang Empat Pilar Kebangsaan

Related Posts

Masjid Raya yang Agung di Gorontalo
Perspektif

Masjid Raya yang Agung di Gorontalo

Sabtu 3 Mei 2025
Siapa yang Berpeluang Memenangkan PSU Gorut?
Perspektif

Siapa yang Berpeluang Memenangkan PSU Gorut?

Jumat 18 April 2025
Mendelik Ke-ogah-an Orang Tilamuta Berolahraga Lari
Perspektif

Mendelik Ke-ogah-an Orang Tilamuta Berolahraga Lari

Kamis 30 Januari 2025
Hati-Hati Gerakan GERINDRA
Perspektif

Hati-Hati Gerakan GERINDRA

Selasa 14 Januari 2025
TIPS MENJAGA PRIVASI DALAM KOMUNIKASI ONLINE
Perspektif

TIPS MENJAGA PRIVASI DALAM KOMUNIKASI ONLINE

Jumat 3 Januari 2025
Evaluasi dan Upaya Mereformasi Institusi Polri
Perspektif

Evaluasi dan Upaya Mereformasi Institusi Polri

Kamis 5 Desember 2024
Next Post
Fadel Muhammadd

Bersama Mahasiswa, Fadel Ajak Generasi Muda Paham Tentang Empat Pilar Kebangsaan

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Terpopuler

  • Disekap Pria Mabuk di Kebun Tebu Tolangohula, Pelajar SMA Ini Berhasil Kabur

    Astagfirullah, Ayah Kandung Tega Cabuli Anak Kandung Sejak SMP

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ditresnarkoba Polda Gorontalo: Dua Anak Pejabat dalam Kasus Narkoba hanya Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Gorontalo Hibahkan Tanah 3 Hektar untuk Polda Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 393 Jemaah Haji Kloter 28 UPG Diberangkatkan ke Tanah Suci

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Krisis Air Bersih di Kelurahan Dembe, Erman Harap Proyek SPAM Dungingi Jadi Solusi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
WA Saluran
Facebook Icon-x Youtube Instagram Icon-ttk

© 2019 – 2023 Gopos.id  |  Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.

Iklan  |  Karir  |  Pedoman Media Cyber  |  Ramah Anak  |  Susunan Redaksi  |  Tentang Kami  |  Disclaimer

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • NEWS
    • Hukum & Kriminal
    • Indepth News
    • Info Pasar
    • INFOGRAFIS
    • Olahraga
    • Pemilu
    • Peristiwa
    • Politik
  • DAERAH
    • Gorontalo
    • Ayo Germas
    • Boalemo
    • Bone Bolango
    • Bolmong Utara
    • Gorontalo Hebat
    • Gorontalo Utara
    • Kabupaten Gorontalo
    • Kota Smart
    • Pohuwato
    • Wakil Rakyat
  • NASIONAL
  • LIFESTYLE
    • Infotaintment
    • Kuliner
    • Tekno
  • Derap Nusantara
  • MULTIMEDIA
    • Foto
    • Video
  • Gopos Literasi

© 2019-2023 Gopos.id Gopos Media Online Indonesia | Gorontalo.