Saat ini, banyak perempuan di dunia menunjukkan performa terdepan mereka untuk berkarier di industri teknologi. Hal ini menjadi inspirasi bagi perempuan lulusan program Bangkit, seperti Qassandra Chaidir (Qassie) dan Dzakiyyah Rosyadi (Kia).
Qassie sudah memiliki cita-cita untuk kelak dapat bekerja di startup unicorn. Oleh karenanya, lulusan Universitas Trilogi, Jakarta ini sudah gigih untuk mendalami ilmu sistem informasi dan menjelajahi dunia IT dengan bergabung ke program Google Developer Student Clubs (DSC) pada 2019-2020. Melalui Google DSC, ketertarikan Qassie untuk mempertajam keahliannya dalam Cloud Computing dan System Engineering semakin besar.
Qassie menyadari agar berhasil direkrut oleh startup unicorn, fresh graduate harus memiliki persiapan yang matang untuk melewati proses rekrutmen yang ketat. Contohnya seperti, memiliki prestasi baik ketika di perguruan tinggi, pengalaman berorganisasi, dan keterampilan yang diperoleh dari program kesiapan karier. Oleh karenanya, Qassie pun akhirnya tertarik untuk juga melanjutkan sertifikasi dengan mengikuti program Bangkit di tahun 2021.
“Sertifikasi yang saya kejar bukan untuk mendapatkan pengakuan, namun lebih sebagai proses belajar sebelum menghadapi tantangan yang sebenarnya,” terang Qassie. ”Tidak hanya itu, pertemuan dengan berbagai talenta kompetitif dari seluruh Indonesia ketika mengikuti program juga mendorong saya untuk terus belajar dan bertumbuh,” tambahnya.
Setelah mengikuti beberapa pelatihan, akhirnya Qassie memberanikan diri untuk mengikuti perekrutan yang dilakukan Tokopedia. Qassie tidak pernah menyangka bahwa dia, sebagai lulusan baru, diterima dan kini bekerja sebagai System Engineer di Tokopedia.
Berbeda dengan Qassie, mengambil program studi manajemen di Universitas Brawijaya, Jawa Timur, siapa sangka Kia menemukan inspirasi bahwa belajar IT bisa membuka karier cemerlang bagi dirinya setelah menonton serial drama Korea berjudul “Start-Up”. Baginya, ilmu Machine Learning memiliki potensi yang luar biasa dalam pengembangan sebuah bisnis berbasis teknologi. Hal inilah yang menjadi alasan Kia antusias mengikuti program Bangkit.
“Sebagai mahasiswa manajemen, saya melihat prospek yang bagus tentang teknologi Machine Learning jika digabungkan ke dalam aspek bisnis,” jelas Kia. ”Program Bangkit telah mendorong keberanian saya untuk menemukan kesempatan yang tak terduga, juga menemukan potensi diri yang bisa dihargai dan ditunjukkan kepada dunia,” tambahnya.
Setelah lulus dari Bangkit, Kia sempat menjadi intern di berbagai perusahaan ternama seperti Zenius, Danone, dan Unilever. Saat ini, Kia pun sedang membangun kariernya di PwC Indonesia.
Para peserta Bangkit juga bisa mendapatkan eksposur yang tinggi untuk diterima bekerja di sebuah perusahaan saat mengikuti Bangkit Career Fair. Batch kedua program Bangkit 2023 akan mulai di bulan Juli 2023 dan membuka kesempatan untuk 4.000 peserta yang bisa mendaftar di sini.