GOPOS.ID, GORONTALO – Tersangka pencurian dan pembunuhan di Jl. Panjaitan, Kelurahan Limba U1, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, K alias Tono pernah merasakan dinginnya lantai penjara.
Hal itu dialaminya pada 2014 silam. Ketika itu, Tono dinyatakan terbukti secara meyakinkan meyalahgunakan narkoba jenis sabu. Konsekuensinya, Pengadilan Negeri (PN) Gorontalo menjatuhkan vonis pidana penjara selama 4 tahun.
Informasi yang dirangkum gopos.id, vonis yang dijatuhkan tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sebelumnya, Tono dituntut dijatuhi hukuman pidana penjara selama 5 tahun, 6 bulan. Selain itu Tono diwajibkan membayarkan denda Rp800 juta atau subsidair 4 bulan penjara.
Baca juga: Ambil Pisau untuk Jaga Diri, Ini Kronologi Lengkap Pembunuhan di Jl. Panjaitan
Tono diajukan ke kursi pesakitan PN Gorontalo, setelah sebelumnya ia diciduk oleh Dit Resnarkoba Polda Gorontalo. Tono diciduk di sebuah rumah di Jl. HB Jassin (eks Jl. Agus Salim) Kelurahan Tomulabutao, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Rabu (22/10/2014) sekitar pukul 14.00 wita.
Saat itu Tono diduga sedang mengkonsumsi sabu. Saat digerebek, petugas mendapati dua paket kecil yang belakangan diketahui narkoba jenis sabu dengan berat 0,16 gram.
Dalam pemeriksaan diketahui ternyata Tono sudah pernah mengkonsumsi sabu saat duduk di bangku SMP. Tono mengaku mengkonsumsi narkoba dengan alasan agar tak capek bekerja.
Informasi lain, Tono datang dari Makassar ke Gorontalo sekitar tahun 2009. Saat tiba di Gorontalo, Tono bekerja sebagai pembuat kunci duplikat. Saat itu tempat kerjanya berada di Jl. HB Jasin (eks. Jl Agus Salim).
Setelah menjalani masa hukuman di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Gorontalo pada 2017, Tono kembali melakoni pekerjaan sebagai pembuat kunci duplikat. Tempat kerjanya tersebut berada di Jl. Panjaitan, Kelurahan Limba U1, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo.(andi/muhajir/gopos)