GOPOS.ID, JAKARTA – Mahyar Tousi, seorang YouTuber yang berasal dari Iran dan kini tinggal di London, Inggris akhirnya memberikan klarifikasi setelah dirinya mengunggah cuitan di Twitter yang dianggap menghina batik.
Mahyar Tousi mengaku mendapat ancaman pembunuhan setelah mengomentari batik yang dikenakan para pemimpin negara dalam gala dinner KTT G20 di Bali.
Mahyar Tousi saat itu mempertanyakan pakaian yang dikenakan Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan pendiri World Economic Forum (WEF) Klaus Martin Schwab.
“What on earth are these id**ts wearing?! (Apa yang dipakai orang-orang id**t ini?!),” tulis Mahyar Tousi dikutip dari cuitan di akun Twitter pribadinya.
Sontak, cuitan Mahyar Tousi tersebut memicu kemarahan netizen Indonesia. Mereka kompak menyerbu akun Twitter sang YouTuber. Meski cuitannya tersebut sudah dihapus, tangkapan layar cuitannya yang viral dibagikan ulang oleh jurnalis Australia, Max Walden.
“Orang sayap kanan Inggris menghapus cuitannya setelah digeruduk karena menghina endek/batik. Netizen Indonesia tetap tidak terkalahkan,” tulis Max Walden dikutip dari akun Twitter-nya.
Far-right British grifter deletes tweet after being smashed for insulting endek/batik.
The Indonesian internet remains undefeated 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩 pic.twitter.com/ZFPchyQn5n
— Max Walden (@maxwalden_) November 16, 2022
Akibat cuitannya tersebut, Mahyar Tousi mengaku mendapat ancaman pembunuhan dari warga negara Indonesia.
“Menyusul sejumlah ancaman pembunuhan dan pesan dari warga negara Indonesia dan pejabat pemerintah, saya ingin menyampaikan foto ini yang diunggah di media sosial oleh banyak dari kita di Inggris yang telah menyebabkan pelanggaran di Indonesia,” tulis Tousi dikutip dari akun Twitter-nya.
Mahyar Tousi menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud untuk menyinggung atau menghina budaya manapun. Dia hanya mengkritisi politikusnya.
“Tidak ada maksud untuk menyinggung tradisi budaya manapun. Kami akan mengkritik politisi bahkan jika mereka mengenakan hoodie London timur hanya untuk ‘berhubungan’ dengan daerah tersebut,” tambahnya.
Mahyar Tousi mengungkapkan dirinya menghargai semua budaya dan tradisi unik setiap negara.
“Semua budaya dan tradisi memiliki karakteristik uniknya masing-masing dan tidak boleh dihina secara acak, atau dimanfaatkan oleh politisi dan selebritas untuk tujuan mencari perhatian,” lanjutnya.
Sayangnya, klarifikasi Mahyar Tousi tersebut tidak mampu meredam kemarahan netizen Indonesia. Mereka menilai akan lebih bijak jika sang YouTuber meminta maaf atas cuitannya tersebut.
Dalam cuitan selanjutnya, Mahyar Tousi kemudian meminta maaf. Dia menegaskan hanya membuat lelucon untuk PM Kanada Justin Trudeau dan PM Inggris Rishi Sunak yang mengenakan batik.
“Sekali lagi, saya mohon maaf atas pelanggaran yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak & Trudeau yang memakainya, tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui budayanya,” ungkapnya. (Nisa/Gopos)