GOPOS.ID, JAKARTA – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Provinsi Gorontalo menyampaikan berbagai permasalahan berkaitan dengan pendidikan tinggi Gorontalo kepada Anggota dan Pimpinan Dewan Pewakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Dua wakil rakyat yang menerima kunjungan APTISI yaitu Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel dan Anggota DPR RI Elnino M Husain Mohi. Hadir juga Prof. Syamsu Qamar Badu mantan rektor Universitas Negeri Gorontalo dari Persaudaraan Dosen Republik Indonesia (PDRI) Gorontalo, Rabu (28/9/2022).
Ketua APTISI Gorontalo, Azis Rachman menyampaikan, Gorontalo terdapat 11 perguruan tinggi swasta dengan 87 program studi dan 18 ribu mahasiswa.
“Ada banyak yang ingin kami sampaikan tentang permasalahan pendidikan tinggi di Gorontalo,” kata Azis.
Pada kesempatan itu, Azis menyampaikan bahwa pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan mitra untuk menjadi tempat magang mahasiswa. Selain itu, sekitar 40 persen mahasiswa di Gorontalo terhambat pada biaya pendidikan.
Sedangkan Ketua Stikes Baktara Hartati Inaku, menyampaikan jika dunia pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan laboratorium kesehatan untuk pendidikan mahasiswa kesehatan. Adapun Titin Dunggio menyampaikan pentingnya Gorontalo sebagai destinasi wisata.
Terhadap semua aspirasi itu, Pimpinan DPR RI, Rachmad Gobel menyampaikan akan meneruskannya ke komisi-komisi terkait agar bisa mendapat respons yang baik. Namun ia mengingatkan agar Gorontalo harus punya konsep sendiri sesuai dengan kondisi dan potensi serta rencana Gorontalo. Juga harus membangun kemandirian.
Rachmad Gobel mengatakan, Gorontalo memiliki tanah yang subur. Saat ini Gorontalo menjadi salah satu sentra penghasil jagung di Indonesia. Selain itu, Gorontalo berada di Teluk Tomini yang dikenal memiliki kekayaan laut, khususnya ikan tuna yang menjadi komoditas ekspor. Gorontalo juga berada di pesisir Laut Sulawesi, menghadap ke Filipina, Tiongkok, Korea, Taiwan, Hongkong, Vietnam, dan Jepang. Karena itu Gorontalo memiliki dua pelabuhan, yaitu pelabuhan yang menghadap di dua sisi tersebut.
Baca juga: Samsia Mokodompit, Antara Kiprah Perjuangan dan Idealisme untuk Negeri
“Sekarang sedang dikembangkan Pelabuhan Anggrek yang menjadi pelabuhan internasional. Ini menjadi pintu ekspor. Pengembangan ini menelan investasi Rp 1,4 triliun dan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja karena terintegrasi sebagai kawasan ekonomi khusus pangan. Di sini peran strategis dunia pendidikan dalam menyongsong masa depan Gorontalo,” katanya.
Lebih lanjut Rachmad Gobel mengajak dunia pendidikan tinggi di Gorontalo untuk mengembangkan diri dan menjadi bagian dari pengembangan masa depan Gorontalo tersebut.
“Saat ini Gorontalo masih menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Kita harus tergerak untuk mengubahnya menjadi salah satu provinsi termakmur melalui ekonomi pangan dan kemajuan pendidikan. Jadi, selain menjadi lumbung pangan, Gorontalo juga harus menjadi pusat pendidikan di Indonesia timur. Saya mengajak dunia pendidikan di Gorontalo untuk melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar yang lebih maju seperti di Jepang dan Turki,” katanya.
Pada kesempatan itu hadir Rektor Universitas Gorontalo Sofyan Abdullah, Rektor Universitas Bina Mandiri Titin Dunggio, Rektor Universitas Bina Taruna Ellys Rachman, Ketua Stikes Baktara Hartati Inaku, Wakil Rektor Universitas Gorontalo Dikson Yunus, Wakil Rektor Universitas Pohuwato Haris Hasan, Ketua Dewas Universitas Gorontalo Robby Hunawa, Ketua Yayasan Bina Taruna Sri N Rachman, dan Ibrahim Ahmad dari Aptisi Gorontalo. (muhajir/gopos)