GOPOS.ID, KWANDANG – Keberadaan alat berat ekskavator milik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gorontalo Utara menuai sorotan. Hal itu seiring keberadaan alat bantuan Pemerintah pusat tersebut berada di lokasi galian C di wilayah Kwandang, Gorontalo Utara.
Keberadaan di lokasi galian C tersebut memicu dugaan bila alat berat tersebut dikomersilkan. Padahal alat berat bernilai miliaran rupiah itu diberikan dengan tujuan mendukung kegiatan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Seperti pembuatan tambak, kolam dan irigasi yang memadai. Terlebih dalam rangka upaya pengembangan usaha budidaya perikanan, melalui program peningkatan infrastruktur tambak budidaya
Terkait dugaan komersialisasi alat berat ekskavator, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Isjrak, menjelaskan keberadaan ekskavator di lokasi galian C hanya untuk uji coba. Sebelumnya alat tersebut dilakukan perbaikan.
“Sempat ada yang menanyakan soal itu. Setelah dilakukan cek terhadap alat itu masih dalam perbaikan,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/2/2022).
Dalam perbaikan dan untuk mengetahui apakah sudah berfungsi dengan baik, maka dilakukan uji coba. Bahkan yang menjadi ketegasannya ketika alat tersebut disalahgunakan, pihaknya akan menarik kembali alat itu.
“Artinya penggunaan alat ini harus sepengetahuan kita di dinas,” tegasnya.
Dijelaskan pula bahwa bantuan alat berat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, diperuntukkan ke daerah. Tujuannya agar supaya bisa membantu mengatasi kebutuhan masyarakat.
Terutama dalam hal pembuatan atau perbaikan pematang, tambak udang, tambak ikan atau kolam. Semuanya berkaitan dengan kegiatan perikanan,
“Berjalan saat ini ada 2 alat yang dikelola oleh kelompok budidaya dan koperasi udang windu. Kedua alat berat tersebut sementara sedang melayani masyarakat yang ingin membuka tambak,” kata Isjrak.
Ditanya apakah alat tersebut bisa sewakan untuk pekerjaan di luar dari pada program perikanan dan kelautan? Kata Isjrak, sebenarnya tidak boleh. Akan tetapi itu bisa dilakukan asalkan dalam keadaan darurat seperti bencana alam.
“Misalnya ada bencana alam yang membutuhkan alat. Tetapi betul-betul bencana,” imbuhnya. (isno/gopos)