GOPOS.ID, GORONTALO – Keresahan masyarakat apakah Novel Coronavirus (2019-nCoV) mudah tertular ke masyarakat atau tidak tergantung dari imunitas setiap individu. Asalkan masyarakat berperilaku hidup sehat, maka virus tersebut tidak mudah terserang kepada individu yang sehat.
Hal itu dipaparkan dokter spesiapis Paru, Rumah Sakit Umum Daerah dr. Aloei Saboe, Kota Gorontalo, dr. Moh Zukri Antuke Sp.P kepada media, Selasa (3/3/2020).
dr. Zukri mengatakan bahwa kasus virus korona di Gorontalo hingga saat ini belum ditemukan. Berkaitan dengan pasien yang diisolasi di RS Aloei Saboe memang memiliki gejalah-gejalah penyakit tersebut.
Yaitu demam, batuk, beringus/berlendir, demam dan panas. Namun hal itu bisa saja terjadi akibat penyakit bawaan yang diderita pasien tersebut sebelumnya. Sebab di Arab Saudi tempat dimana pasien tersebut Umrah, bukan sebagai daerah penyebaran virus Korona.
“Setelah kami tangani semalam, kami foto rontgen gambaran yang kami dapat yang bersangkutan terdapat penyakit infeksi TB Paru. Namun bukan berarti pasien ini tidak ada penyakit lain. Standar Kementerian Kesehatan, setiap orang yang datang dari luar negeri maka harus dicek kembali kesehatannya. Jangan sampai membawa penyakit. Makanya hari ini simple darahnya sudah diambil dan diuji laboratorium di Pusat,” ucap dr. Zukri.
Berkaitan dengan virus Korona ini sendiri, masyarakat diminta untuk tidak panik. Sebab kepanikan masyarakat, dapat menganggu kenyaman satu sama lainnya. Virus Korona sendiri bisa diantisipasi dan dicegah.
“Kita semua punya senjata. Imunitas. Virus ini bisa diimbangi oleh imunitas kita. Kalau imunitas kita baik, biasanya virus ini sembuh sendiri,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegaan dan Pengandalian Penyakit, Achmad Yurianto mengatakan bahwa penyebaran novel coronavirus (2019-nCoV) melalui barang kemungkinannya sangat rendah.
Ia menjelaskan bahwa virus tidak dapat menular melalui benda mati. Pasalnya untuk tetap bertahan hidup dia membutuhkan inangnya. Yuri pun menganalogikan virus layaknya tumbuhan benalu yang membutuhkan perantara.
“Virus itu analog, sama persis dengan benalu di pohon. Benalu ini tidak akan hidup di pohon yang mati, sehingga butuh sel hidup. Terkait dengan barang-barang tentu bukan sel hidup kan, sehingga akan mati. Karenanya sangat tidak memungkinkan jika menular melalui barang maupun pakaian, jadi masyarakat tidak perlu takut berlebihan terkait itu,” kata Yuri.
Baca juga: Pasien yang Diisolasi di RSAS Kota Gorontalo Diambil Sampel Darah
Menurutnya, yang justru harus diwaspadai adalah kebiasaan kita yang seringkali lupa untuk menjaga kebersihan diri sendiri seperti kebiasaan menyentuh muka dan mulut tanpa memerhatikan kebersihan tangan.
“Justru titik lemah yang kita perhatikan, ada kebiasaan-kebiasaan berdasarkan dalam satu menit rata-rata setiap orang menyentuh mata, hidung dan mulut itu paling tidak 2 kali tanpa kita sadari, kalau tangan ini tercemar maka sama saja kita memasukkan sesuatu ke tubuh kita,” ungkap Yuri.
Karenanya ia mengimbau kepada masyarakat agar mengedepankan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya untuk mencegah tertular virus corona.
“Kita harapkan masyarakat memahami betul bahwa perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan. Menggunakan masker untuk mengindari percikan serta mencuci tangan pakai sabun atau antiseptik perlu dilakukan agar tetap sehat,” pungkasnya. (andi/gopos)