GOPOS.ID, GORONTALO – Angka perceraian di Gorontalo yang terus naik setiap tahunnya menuai keprihatinan sejumlah kalangan. Pendidikan pranikah serta bimbingan keluarga menjadi salah satu faktor kunci dalam meminalisir angka perceraian.
Direktur Sahabat Anak, Keluarga dan Perempuan (SALAM PUAN), Asriyati Nadjamuddin, mengemukakan pernikahan mestinya menjadi koin bersisi kembar, dengan dua orang yang telah berjanji untuk bersama. Menyepakati bahwa keadilan bagi kedua belah pihaklah yang harus menjadi dasarnya.
“Adil dalam berpikir, adil dalam sikap, dan adil dalam ekspresi,” ujar Asriyati Nadjamuddin.
Menurut Asriyati Nadjamuddin, adil dan setara bila ditafsirkan kaku akan melahirkan kesempitan dan kerepotan dalam pernikahan. Oleh karena itu menggunakan sistem open relationship tetap akan jauh lebih mudah ditimbang sama rata.
“Perempuan dalam keluarga tidak bisa hanya sekadar dilihat perannya sebagai istri dan ibu, tetapi juga dirinya sebagai perempuan. Demikian juga sebaliknya. Bagi laki-laki, dia bukan sekadar suami dan ayah, tetapi juga dirinya sebagai lelaki,” ujar perempuan yang pernah berkiprah di legislatif Kota Gorontalo itu.
Baca juga: Di Gorontalo, Banyak Istri Gugat Cerai Suami
Asriyati Nadjamuddin mengatakan umumnya prempuan bila memutuskan untuk berlepas diri dr sebuah hubungan, pasti terjadi sebuah ketidaknyamanan dalam hubungan tersebut.
“Saya tidak bisa menggeneralisir seluruh pengajuan cerai oleh perempuan karena sebab yang sama. Pasti masing-masing punya latar belakang peristiwa,” tutur Asri (sapaan akrabnya). (adm-01/lian/gopos)