GOPOS.ID, GORONTALO – Kompetisi matematika Gorontalo atau Gorontalo Mathematics Competition (GMC) 2024 yang diselenggarakan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) diterpa isu kecurangan.
Pihak supporter SMA Negeri 1 Gorontalo (SMANSA) merasa tidak puas atas dugaan tindakan tak sportif dari peserta sekolah lain. Pasalnya, mereka disebut memberi kode-kode tertentu kepada anggota tim peserta selama kompetisi berlangsung, yang jelas-jelas melanggar aturan kompetisi.
“Kami sebagai peserta dari sekolah lain, merasa dirugikan dengan tindakan ini. Kami sudah melaporkan kepada panitia penyelenggara GMC UNG, tetapi mereka menolak menerima komplain kami tanpa memberikan solusi,” sebut supporter SMANSA Gorontalo melalui keterangannya yang ditujukan kepada Gopos.id.
Wartawan Gopos.id pun mencoba melakukan konfirmasi kepada panitia GMC UNG terkait isu kecurangan ini. Menurut Aryo selaku steering committee membenarkan bahwa ada laporan dari pihak SMA Negeri 1 Gorontalo dan pihak panitia sudah menindaklanjutinya.
“Dari SMANSA Gorontalo telah memperlihatkan bukti video, setelah babak rebutan di tiga soal terakhir, setelah itu kami mendatangi sekolah yang bersangkutan yaitu SMA Negeri 1 Limboto dan kami langsung menegur peserta yang memberikan gestur yang mencurikan tersebut,” sebut Aryo.
Tak hanya sampai disitu, Aryo mengaku pihaknya sudah melaporkan kepada juri tentang masalah tersebut. Namun sesuai dengan mekanisme ketika ada indikasi kecurangan dan hal-hal yang menganggu perlombaan, maka peserta akan diberikan teguran pertama terlebih dahulu. Tapi jika teguran tidak diindahkan, maka peserta akan didiskualifikasi.
“Kami sudah melihat video tersebut hanya menunjukkan satu arah, yaitu hanya dari sisi ke ponontonnya, tidak ada ke sisi pesertanya. Kami pun sudah berdiskusi bersama para pendamping dan telah mempertimbangkan dan ternyata kedua bela pihak tidak menemukan solusinya,” tutur Aryo lagi.
Menurutnya, solusi yang telah diberikan panitia yaitu dengan mempertandingkan kembali di babak soal rebutan, namun ada salah satu sekolah yang tidak menerima solusi tersebut.
“Maka dari itu, panitia mendiskusikan kembali hal tersebut dengan juri karena sudah berlarut-larut namun tidak menemukan titik tengah, dari juri apa yang sudah diumumkan oleh host bahwa SMA 1 Limboto yang lolos itu sudah memang seperti itu,” katanya.
Meskipun laporan telah disampaikan kepada panitia penyelenggara, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang memuaskan. Para peserta berharap pihak penyelenggara dapat menyelidiki kasus ini secara serius dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam dugaan kecurangan tersebut.(ass/gopos)