GOPOS.ID, GORONTALO – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo menyiapkan strategi untuk pengendalian inflasi selama Ramadan hingga Idulfitri 1445 Hijiriyah. Salah satunya pelaksanaan operasi pasar murah dan gerakan pangan murah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Strategi pengendalian inflasi ini dibahas bersama dalam rapat High Level Meeting TPID Provinsi Gorontalo, Selasa (8/3/2024) di Ballroom lt 4 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo. Rapat dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofyan Ibrahim; Kepala Perwakilan BI Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha; Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif; serta wali kota dan bupati se-Gorontalo.
Sekda Provinsi Gorontalo, Sofyan Ibrahim, menyampaikan pada Februari 2024 inflasi di Provinsi Gorontalo tercatat -1,15 persen (month to month), serta 3,73 persen (year on year). Inflasi yang rendah dan stabil adalah menjadi salah satu tolak ukur pertumbuhan ekonomi daerah melalui penguatan daya beli masyarakat.
“Oleh karena itu, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota melakukan Gelar Pangan Murah dan Operasi Pasar Murah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Sofyan Ibrahim.
Kepala BPS, Mukhamad Mukhanif, menyampaikan pada Februari 2024, Provinsi Gorontalo tercatat deflasi sebesar 1,16% (mtm) lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,91% (mtm). Capaian deflasi bulanan Provinsi Gorontalo pada Februari 2024 merupakan deflasi terdalam di wilayah Sulawesi. Dengan perkembangan tersebut, Gorontalo tercatat deflasi sebesar 2,05% (ytd) lebih rendah dari capaian nasional. Di sisi lain, inflasi tahunan tercatat sebesar 3,73% (yoy) lebih tinggi dari nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, menjelaskan perkembangan harga komoditas terkini dan isu strategis. Perkembangan harga terkini pada awal Maret menunjukkan kenaikan harga beberapa komoditas seperti beras, daging ayam, minyak goreng, daging sapi, dan cabai rawit. Adapun isu strategis yaitu mengenai kenaikan harga beras di Provinsi Gorontalo. Kenaikan harga beras disebabkan oleh penurunan pasokan seiring dengan bergesernya masa panen dan tidak meratanya masa panen.
“Hal ini disebabkan oleh pergeseran masa tanam dari Oktober ke Januari akibat fenomena El-Nino. Diperkirakan panen raya padi baru akan terjadi pada April,” ujar Dian Nugraha.
Dalam rapat dibahas langkah-langkah untuk pengendalian inflasi selama Ramadan hingga Idulfitri. Di antaranya:
1) Mengintensifkan pemantauan harga komoditas pangan bergejolak khususnya beras, cabai rawit, & minyak goreng melalui pemanfaatan early warning system atau pemantauan langsung seiring dengan risiko meningkatnya permintaan menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri sesuai dengan pola historis/musiman.
2) Mendorong keterjangkauan harga komoditas bahan pokok melalui pelaksanaan operasi pasar/gerakan pangan murah/pasar murah bersubsidi yang lebih intensif jelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri dengan bekerjasama dengan Perum Bulog.
3) Mempercepat penyaluran bantuan langsung pangan Pemerintah Provinsi Gorontalo (BLP3G) kepada keluarga penerima manfaat.
4) Menjaga ekspektasi masyarakat untuk tidak melakukan konsumsi secara berlebihan melalui penyampaian moral suasion (komunikasi efektif) kepada masyarakat oleh TPID dalam bentuk himbauan belanja bijak.(hasan/gopos)