Gorontalo, 23 Juli 2019
Novalliansyah Abdussamad
Berada pada posisi terbaik dalam realitas politik memang membutuhkan usaha dan kerja keras. Maksimalisasi potensi dan sumber daya yang ada akan dapat membuka dan mempermudah jalan menuju sukses.
Tak heran, banyak aktor politik yang mencoba untuk merangkak naik mendekati posisi terbaik, bahkan ada yang jatuh dan tak bisa bangkit lagi. Sebab, politik membutuhkan seni.
Seni merupakan salah satu pendekatan dalam ruang lingkup ilmu politik. Ilmuwan politik bahkan mengatakan bahwa definisi politik sebagai seni dari berbagai kemungkinan (the art of the possible).
Argumentasi itu menemukan tempatnya dalam diri Rusli Habibie. Seni berpolitik Rusli berbeda dengan cara dan gaya berpolitik lainnya.
Kerja politiknya mampu membuat orang terkesan. Rusli mampu membaca ruang politik dengan wacana publik yang sangat baik. Paling penting dari seni berpolitik Rusli, mampu mengalokasikan nilai-nilai dalam setiap kebijakan atau keputusan yang diambil.
Setiap kemungkinan yang terjadi, menjadi efektif manakala nilai yang diperjuangkan lebih tinggi daripada kemungkinan itu sendiri.
Menurut Karl Deutsch, agar setiap kemungkinan menjadi lebih efektif maka setiap politisi atau negarawan harus mengetahui diantaranya: apa saja yang dianggap benar-benar valid atau sah oleh rakyat dan tidak kalah pentingnya ialah tergantung pada skala prioritas.
Inilah bagian dari keindahan berpolitik Rusli Habibie, baginya politik bukan sekedar mencari bahkan merebut kekuasaan. Rusli pandai menempatkan kebijakannya melalui skala prioritas, mengedepankan kepentingan dan kebutuhan rakyat diatas segalanya.
Tak heran jika Rusli Habibie dalam setiap pengambilan keputusan selalu mendapatkan dukungan dari rakyat yang dipimpinnya. Nilai yang diperjuangkan Rusli Habibie menjadi perangai dalam setiap derap langkahnya memimpin Gorontalo. (*)