GOPOS.ID, KOTA GORONTALO – Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo menindaklanjuti kasus kematian mahasiswa baru (Maba), Hasan Saputra Marjono, saat mengikuti pengkaderan pada Ahad (1/10/2023). Tim investigasi dibentuk untuk mengurai secara detail sebab musabab kematian korban.
Dekan Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo, Ahmad Faisal, memastikan tim pencari fakta akan mulai bekerja pada Selasa (3/10/2023). Pemeriksaan akan dilakukan kepada panitia serta para pihak yang diketahui berada di lokasi kegiatan. Utamanya berada di dekat korban saat pengkaderan berlangsung.
“Kita mau validasi kembali informasi yang kita terima. Saat ini kita baru menerima kompilasi informasi. Oleh karena itu kami diminta Pak Rektor membentuk tim investigasi pencarian fakta. Mungkin seminggu-lah tim bekerja,” kata Ahmad Faisal yang ditemui gopos.id, di gedung Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo, Senin (2/10/2023).
Menurut Ahmad Faisal, sejauh ini pihaknya menerima informasi tidak ada kekerasan dalam pengkaderan. Para mahasiswa baru peserta pengkaderan hanya melakukan hiking (melintas alam), setelah sebelumnya menerima materi.
“Nantinya tim akan memastikan ada tidaknya unsur kekerasan. Insya allah kalau ada hasilnya akan kita sampaikan,” ungkap Ahmad Faisal.
Ahmad Faisal memastikan Fakultas Syariah dan Rektorat IAIN Sultan Amai Gorontalo akan senantiasa memastikan proses pendidikan berlangsung secara bermartabat. Tidak ada unsur pelecehan maupun kekerasan baik fisik maupun psikis.
“Setelah tim menemukan hal yang harus dibenahi biasanya kami segera rapat pimpinan untuk menindaklanjutinya,” ujar Ahmad Faisal.
Terkait penyebab kematian korban, Ahmad Faisal, menegaskan pihaknya tak memiliki kewenangan untuk menjelaskan. Kepastian penyebab korban yang mengetahui persis adalah dokter/tim medis yang menangani korban saat berada di rumah sakit.
Lebih lanjut Ahmad Faisal menegaskan pihaknya tidak menerima laporan saat korban mengalami kejang-kejang (kaku) saat pengkaderan. Ia bersama beberapa pimpinan fakultas baru mengetahui kejadian adanya peserta yang dilarikan ke rumah sakit pada malam hari. Meski kejadiannya saat itu pada sore hari.
“Dari cerita yang beredar, awalnya yang bersangkutan, almarhum mengalami gejala medis. Kambuh lah namanya, itu memang kejadiannya di lokasi. Tapi, proses selanjutnya sampai berpulang ke Rahmatullah itu kan kita tidak tau rinciannya,” tutur Ahmad Faisal.
“Sejauh yang kami tanya ke panitia, hampir semuanya menyatakan insya Allah tidak ada kekerasan,” tambahnya.
Mahasiswa baru mengikuti Diklat jurusan selama 4 hari terhitung sejak tanggal 28 September sampai tanggal 1 Oktober 2023. Hiking dilaksanakan pada hari terakhir, setelah mahasiswa mengikuti pembekalan materi dalam ruangan.(Sari/gopos)