GOPOS.ID, JAKARTA – Women Voice and Leadership (We Lead) berkolaborasi dengan Project Multatuli untuk mendorong pemenuhan hak-hak perempuan dan kelompok marjinal di Indonesia, dengan mengadakan pelatihan dan fellowship Perempuan Berdaya di Media, yang digelar di Jakarta.
Project Manager We Lead, Tia Fitriyanti mengatakan, kegiatan ini merupakan kali pertama We Lead berkolaborasi dengan jurnalis. Meskipun begitu, kegiatan-kegiatan serupa telah banyak dilakukan dengan menggandeng universitas, dosen, kolektif mahasiswa perempuan, pesantren, dan komunitas akar rumput.
“Dengan mengadakan pelatihan untuk jurnalis perempuan ini, adalah salah satu langkah We Lead, untuk bisa berkontribusi dalam membangun narasi, membangun diskursus, dan menyeberkan berita tentang perempuan yang berkeadilan. Sehingga pada pemberitaan media, perempuan dan kelompok marjinal lainnya tidak lagi mendapatkan diskriminasi, objektivikasi, dan victim blamming,” jelasnya saat ditemui usai kegiatan.
Lebih lanjut ia mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk mendorong kesetaraan gender, dan kepemimpinan perempuan di Indonesia. Terutama untuk bisa menangkal segala bentuk ketimpangan yang menimpa perempuan dan kaum minoritas melalui pemberitaan media yang masih diskriminatif.
Sementara itu, direktur Project Multatuli, Evi Mariani menjelaskan, sejak dibentuk Project Multatuli memang membutuhkan jurnalis perempuan, terlebih lagi dari luar Jawa. Hal ini sejalan dengan visi Project Multatuli yang ingin mendobrak praktek jurnalisme yang dominan.
“Industri media di Indonesia itu perspektifnya laki-laki banget. Terus Jakarta sentris, lebih banyak ngomongin elit, dan urusan-urusan elit. Jadi saat We Lead ngajak kerja sama, saya langsung setuju, karena memang kita mencari jaringan ke penulis-penulis perempuan di seluruh Indonesia. Jadi kita mau mengerjakan ini, dengan harapan kita punya jejaring penulis perempuan,” ungkapnya ketika diwawancarai gopos.id.
Pelatihan dan fellowship Perempuan Berdaya di Media ini diikuti oleh 30 jurnalis perempuan yang tersebar di seluruh Indonesia, dipilih dari 360 peserta yang mendaftar. Kegiatan ini digelar selama dua hari di Jakarta Pusat. (Arinda/Gopos)