GOPOS.ID, GORONTALO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman memastikan Vaksin AstraZeneca belum masuk di Provinsi Gorontalo. Kepastian itu disampaikan dr. Yana menyusul polemik tentang Vaksin AstraZeneca setelah ditemukan kasus penggumpalan darah.
Menurut dr. Yana, penemuan kasus penggumpalan darah tidak ada kaitannya dengan vaksinasi AstraZeneca. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa negara serta organisasi otoritas obat dan makanan di Eropa yang menyebutkan bahwa pembekuan darah terjadi bukan disebabkan oleh gejala Vaksin AstraZeneca.
“Dalam artian, kasus pembekuan darah di masyarakat itu banyak. memang ada anggota masyarakat yang memiliki kecenderungan mengalami pembekuan darah kebetulan merekapun sebagai peserta vaksinasi AstraZeneca,” ungkap dr. Yana saat konferensi pers di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Sabtu (20/3/2021.
Sebelumnya, Indonesia telah mendatangkan sebanyak 1,1 juta vial vaksin AstraZeneca pada 8 Maret 2021. Pemerintah Pusat sempat menunda distribusi vaksin ini karena polemik pembekuan darah. Setelah diteliti ternyata pembekuan darah tidak berkaitan dengan vaksinasi AstraZeneca, pemerintah rencana bakal memulai ditribusi vaksin ini.
“Pemerintah akan menggunakan vaksin ini. Karena reaksi yang ditimbulkan sama dengan vaksin sinovac yaitu manfaatnya lebih dari mudaratnya. Vaksin ini segera akan didistribusikan ke daerah-daerah awalnya pulau Jawa dan Bali. Sama dengan sinovac kemudian masuk ke daerah,” ucap dr. Yana.
Hal yang sama disampaikan Kepala BPOM di Gorontalo Agus Yudi Prayudana bahwa berdasarkan penelitian otoritas obat dan makan di Eropa menyebutkan jika pembekuan darah tidak ada kaitannya dengan Vaksin AstraZeneca.
BPOM RI sendiri menurut Agus telah mengeluarkan izin edar darurat atau EUA (Emergency Use Authorization) untuk Vaksin AstraZeneca. Agar vaksin ini bisa segera digunakan secara darurat di Indonesia.
“Balai POM juga telah mengeluarkan rilis bahwa Vaksin AstraZeneca bisa digunakan di Indonesia. Karena terbatasnya pilihan vaksin di Indonesia serta manfaatnya lebih besar dari mudaratnya,” ucap Agus (muhajir/gopos)