GOPOS.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bila tsunami di Pantai Barat, Provinsi Banten (22/12/2018) bukan dipicu oleh gempabumi. Diduga tsunami dipicu erupsi Gunung Anak Krakatau.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pres menyatakan, BMKG memberikan peringatan gelombang tinggi karena cuaca. Peringatan itu dikeluarkan dan berlaku pada 22 Desember 2018 pukul 07.00 hingga 25 Desember pukul 07.00.
“Berdasarkan laporan tim BMKG lapangan, Sabtu (22/12/2018) pukul 09.00-10.00 terjadi hujan lebat dan angin kencang di perairan Anyer, Banten,” ujar Dwikorita
Baca juga : Tsunami di Selat Sunda, 43 orang tewas, 584 luka-luka, 2 hilang
Menurut Dwikorita, BMKG berkoordinasi dengan Badan Geologi melaporkan bahwa pada 21.03 Gunung Krakatau erupsi kembali. Peralatan seismometer setempat mengalami kerusakan. Seismic Stasiun Sertung merekam adanya tremor (getaran,red) terus menerus. Namun, tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.
“Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktivitas gempa bumi. Namun sensor Cigeulis mencatat adanya aktivitas seismic durasi +/- 24 detik, frekuensi 8-16 Hz pukul 21.03 WIB,” tutur Rektor wanita pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogyakarta.(adm-02)