GOPOS.ID, GORONTALO – Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit insidensi tertinggi di Provinsi Gorontalo, termasuk di Kabupaten Bone Bolango.
Menurut Riset Kesehatan Dasar Provinsi Gorontalo Tahun 2018, Kabupaten Bone Bolango menduduki peringkat ke 4 dengan jumlah prevalensi mencapai 1.477 jiwa (1.33%). Angka kejadian diabetes mellitus di Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2022 mencapai 9.513 jiwa (39,3%).
Salah satu komplikasi kronis yang sering terjadi adalah Neuropathy Diabetic (ND), yaitu kerusakan saraf perifer yang menimbulkan gejala kesemutan, nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada kaki dan tangan pada penderita diabetes.
Gejala ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas tidur pada pasien diabetes. Neuropati Diabetik terjadi karena tingginya kadar gula darah sehingga dapat menyebabkan kekentalan darah meningkat dan mengakibatkan transport oksigen dan nutrisi pada ekstermitas bawah berkurang.
Rasa baal/mati rasa pada bagian kaki membuat pasien diabetes beresiko mengalami cidera atau infeksi pada kaki tanpa dirasakan atau diketahui klien Penanganan gejala neuropati diabetikum selain dengan farmakologis (obat) dapat dilakukan pula dengan non farmakologis antara melalui manajemen perawatan kaki yang baik.
Satu intervensi perawatan kaki yang dapat dilakukan pada pasien diabetes adalah Latihan Range Of Motion (ROM) dan foot massage atau terapi pijat. Latihan ROM dan Terapi pijat (foot massage) kaki merupakan salah satu terapi keperawatan yang dapat dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah pada bagian kaki pasien sehingga oksigen dan nutrisi dapat mengalir sampai ujung-ujung jari kaki pasien.
Untuk meningkatkan pengetahuan pada pasien diabetes mellitus dalam mengontrol gejala neuropati yang dialami, maka tim dosen jurusan keperawatan melakukan kegiatan pendampingan pada kader Kesehatan di wilayah kerja puskesmas kabila dalam melakukan edukasi pada penderita DM dan keluarganya.
Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi perawatan kaki diabetik, pengukuran derajat neuropati pada pasien diabetes, simulasi self foot massage atau pijat kaki mandiri serta simulasi latihan range of motion.
Setelah kegiatan edukasi dilakukan, maka setiap kader ditugaskan untuk mendampingi pasien diabetes dan keluarganya dalam melakukan perawatan kaki secara rutin. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2024.
Tim Pengabdian masyarakat terdiri dari Fakhriatul Falah, S.Kep, Ns, M.Kep yang merupakan ketua tim, Ratnawati, S.Kep, Ns, M.Kep dan Eka Firmansyah Pratama, S.Kep, Ns, M.Kep yang merupakan anggota tim. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Prodi Diploma III Keperawatan dan Tenaga Kesehatan Penanggung Jawab Program Penyakit Tidak Menular dari Puskesmas Kabila.
Dari kegiatan ini didapatkan adanya peningkatan pengetahuan kader terkait manajemen perawatan kaki pada pasien DM dan menurunnya gejala neuropati pada pasien diabetes mellitus.
Dari kegiatan ini diharapkan pasien diabetes dapat mengontrol gejala neuropati yang dialami sehingga kualitas hidupnya meningkat dan komplikasi lanjut seperti ulkus diabetic dan amputasi dapat dicegah. (Putra/Gopos)