GOPOS.ID, GORONTALO – Ajudan penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Agus Suharto mengaku tidak secara sengaja menginjak kaki wartawan saat proses wawancara terhadap Pj Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer pada pelaksanaan pasar murah yang dilaksanakan Pemprov Gorontalo belum lama ini. Bahkan menurutnya ia merasa tidak menginjak kaki wartawan tersebut.
Menurut Agus Suharto saat itu ia sedang mendampingi Penjagub pada saat wawancara posisinya berada di belakang wartawan dan dibelakangnya terdapat beberapa aparat Satpol PP yang kondisinya sedang dipadati masyarakat.
Namun pada proses wawancara berlangsung, tiba-tiba ada doronganya dari arah belakang yang menyebabkan dirinya terdorong ke arah depan.
“Saya sadar kaki saya menyentuh kaki teman-teman wartawan. Tapi tidak menginjak. Apalagi dengan sengaja. Saya terdorong ke depan, saat insiden itu saya dan oknum wartawan itu saling bertatap,” ujar Agus Suharto menjelaskan kejadian tersebut.
Ia mengaku kaget ketika dirinya dilaporkan ke polisi dengan laporan adanya intimidasi.
“Bagaimana bisa saya intimidasi di tengah keramaian itu. Apalagi pertanyaan teman-teman wartawan, tidak ada yang mengusik siapapun. Malah sangat normatif, kalaupun saya terjadi, itu tidak sengaja,” papar Agus Suharto.
Namun demikian, ia meminta maaf kepada wartawan tersebut jika sikapnya dinilai mengintimidasi.
“Tidak ada niatan mengitimidasi. Saya cuma ajudan, saya tidak punya kapasitas mengintimidasi wartawan. Itu berlangsung secara tidak sengaja,” tegasnya.
Kadis Kominfo Provinsi Langsung Bertindak
Menindaklanjuti kejadian itu dan mendapatkan informasi adanya ASN pemprov yang dilaporkan ke kepolisian. Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Gorontalo, Masran Rauf langsung meminta penjelasan secara detail terhadap kejadian tersebut.
“Saya kaget juga terkait adanya aduan ke Polda Gorontalo. Sehingga itu saya langsung menghubungi oknum ajudan yang dimaksud untuk menanyakan apa yang terjadi saat proses wawancara berlangsung,” ujar Masran Rauf.
Penjelasan oknum ajudan saat itu memang ia sedang mendampingi penjagub Gubernur. Dan tidak ada niatan sekali untuk menggangu atau menghalangi kerja-kerja wartawan. Namun dalam kejadian itu terjadi tanpa ada unsur kesengajaan, karena dari arah belakang ada yang mendorongnya.
“Itu sama sekali tidak unsur kesengajaan. Tapi kata ajudan, ada dorongan dari arah belakang dan samping. Mungkin saat itu saya tanpa sengaja menginjak kaki wartawan. Untuk itu saya mohon maaf,” kata Kadis Kominfo-tik mengutip penjelasan oknum ajudan tersebut.
Masran Rauf sendiri menyesali insiden tersebut. Apalagi sampai berujung pada pelaporan ke Polda Gorontalo.
“Saya bukan menghalangi kebebasan teman teman wartawan melaporkan ke Polda. Tapi andaikan insiden ini bisa di komunikasikan dengan kami, maka kesalapahaman ini bisa diselesaikan secara baik,” ujar Masran Rauf.
Kata Masran, Wartawan adalah mitra utama kominfo dan pemprov dalam bekerja, menyebarluaskan program pembangunan di jajaran Pemprov. Termasuk teman teman wartawan dari media Doluhupa.
Namun demikian, persoalan ini akan menjadi masukan bagi kominfo, dan akan disampaikan kepada penjabat gubernur, sebagai bahan evaluasi.
“Saya juga atas sebagai lembaga pemerintah provinsi Gorontalo yang berhubungan langsung dengan media dan pers, memohon maaf atas insiden tersebut,” ujar Kadis Kominfo Provinsi Gorontalo Masran Rauf. (adm-01/gopos)