GOPOS.ID, JAKARTA – Tidak ada yang keliru dengan terpilihnya Fadel Muhammad sebagai Ketua Umum (Ketum) organisasi paguyuban Lamahu. Fadel Muhammad terpilih berdasarkan vote yang dilakukan oleh Banthayo (orang yang dituakan di organisasi Lamahu) pada Musyawarah Besar (Mubes) Lamahu ke VIII yang diselenggarakan di Nusantara V Kompleks MPR/DPR RI Jakarta, Ahad (29/11/2020).
Sebagaimana yang diatur dalam AD/ART Lamahu bahwa tertuang Banthayo yang melakukan pemilihan terhadap ketua umum minimal 9 orang dan maksimal 27 orang. Sementara Banthayo yang hadir saat Mubes tersebut berjumlah 10 orang. Sehingga hasil pemilihan dalam Mubes tersebut dianggap sah.
Menurut salah satu panitia Mubes Lamahu, Rustam Amirudin bahwa panitia sudah bekerja dengan sangat keras, profesional dan terbuka dalam Mubes Lamahu kemarin.
Adanya isu penolakan yang terjadi pasca terpilihnya Fadel Muhammad sebagai Ketum Lamahu adalah proses yang biasa terjadi ketika ada salah satu calon yang kalah.
“Jika calon ketua lebih dari 3 calon. Maka pilar-pilar melakukan vote untuk menentukan 3 calon yang akan di bawah ke Banthayo. Nah, sekarang hanya ada tiga calon. Sehingga pilah-pilar ini tidak lagi melakukan vote dan nama-nama ini disodorkan ke Banthayo. Oleh Banthayo mereka melakukan sidang dan melakukan musyawarah, diskusi, bahkan diskusinya alot sampai ada vote. Sehingga yang terpilih adalah pak Fadel Muhammad dengan memperoleh 8 suara dan diputuskan dalam sidang Banthayo bahwa pak Fadel sebagai ketua umum,” paparnya.
Dalam pelaksanaan sidang oleh Banthayo, total Banthayo yang hadir berjumlah 10 orang. Dimana 8 suara memilih Fadel Muhammad, satu suara memilih Carolina Kaluku dan satu suara memilih Brigjen (Purn) Sofyan Botutihe.
“Dalam AD/ART seperti itu, minimal 9 Banthayo yang hadir atau maksimal 27 Banthayo. Nah, yang hadir saat itu harus bersidang, sehingga yang hadir saat itu hanya 10 Banthayo. Maka mereka ber-10-lah yang melakukan pemilihan terhadap tiga nama tersebut,” jelasnya.
Baca juga:Â Fadel Muhammad Bertekad Bawa Lamahu Terpandang di Tingkat Nasional
Hal senada juga disampaikan salah satu Pilar, Olis Datau. Menurutnya tidak ada kecurangan yang dilakukan panitia selama Mubes.
Malah dirinya mengapresiasi profesionalitas dari panitia yang sudah mensukseskan Mubes Lamahu dari pra sampai terpilihnya ketua umum.
“Ada yang mengatakan bahwa panitia curang dan lain-lain. Tolong yang menebar isu bahwa panitia curang, apanya yang dicurangi. Sebab dalam pemilihan itu, dililih langsung oleh Banthayo. Panitia tidak ikut campur di dalam pemilihan tersebut. Mereka hanya membuat bagaimana Mubes berjalan lancar dan sukses. Itu yang mereka sudah lakukan dengan sangat profesional serta transparan,” kata Olis.
Menurutnya bahwa sesuai AD/ART jika hanya tiga calon. Maka pemilihan dilanjutkan ke Banthayo.
“Sebelumnya ada 5 calon, saya sendiri mundur, saya berikan dukungan ke pak Fadel. Yeyen Sidiki juga mundur, sehingga tersisa tiga. Dalam AD/ART jelas, kalau tiga calon, maka pemilihan ke Banthayo. Sehingga terpililah pak Fadel. Tidak ada masalah sebenarnya. Yang ada, para pendukung calon yang kalah belum menerima hasil tersebut,” paparnya.
Kondisi demikian dikatakan Olis adalah hal biasa. Namun ia berharap agar jangan sampai membuat tubuh Lamahu yang sudah dibangun bertahun-tahun hancur karena ketidak kekompakan antara sesama Lamahu.
“Ini organisasi paguyuban. Kita biarkan dulu pak Fadel bekerja. Kita lihat programnya. Ketika tidak jalan, maka kita sebagai anggota Lamahu wajib menegur, mengkritik. Jangan, pak Fadel belum bekerja kita tolak beliau, kita kritik. Itu tidak fair. Kita lihat dulu-lah kinerjanya bagaimana. Sapa tau dengan pak Fadel di Lamahu, bisa membawa Lamahu semakin berjaya di tingkat Nasional. Apalagi dengan posisi beliau sebagai Pimpinan MPR RI,” jelasnya.
Olis maupun Rustam berharap agar Lamahu kembali kompak dalam menjalankan organisasi Lamahu. Merangkul seluruh warga Gorontalo di rantau. Menjalankan program-program sosial kemasyarakatan, serta membawa sumbangsi positif terhadap daerah tercinta Gorontalo. (andi/gopos)