Apel akbar peringatan hari patriotik 23 Januari 1942 semarak dilaksanakan pagi tadi, Kamis (23/1/2020) di Lapangan 23 Januari Talaga, Kabupaten Gorontalo. Perayaan itu dilangsungkan bersamaan dengan deklarasi 20 tahun Provinsi Gorontalo.
Muhajir, Talaga.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, peringatan hari patriotik 23 Januari 1942 tahun 2020 ini nampak lebih semarak. Hal itu didukung dengan kedatangan putra Gorontalo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali.
Zainudin Amali bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara peringatan hari patriotik itu. Didampingi pimpinan daerah dan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Zainudin berharap sejarah 23 Januari 1942 menjadi momentum persatuan rakyat Gorontalo.
Baca juga: 23 Januari Momentum Pemersatu Rakyat Gorontalo
“Tepat 23 januari rakyat Gorontalo memanjangkan bendera merah putih di depan kantor Pos Gorontalo. Pertanda berkat persatuan juang masyarakat Gorontalo kita bisa merdeka,” ungkap Zainuddin Amali dalam sambutannya.
Menurut Zainuddin Amali dalam rangka memperingati hari patriotik 23 Januari ini hendaknya harus dimaknai secara retrospektif, introspektif dan prospektif.
Retrospektif menjadikan hari patriotik ini upaya menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah. Masa lalu adalah pondasi yang sangat bernilai sebagai referensi menatapi masa depan
Instrospektif artinya peringatan 23 Januari menjadi sarana mengawas diri atau berintrospeksi diri dengan demikian tiap-tiap etape pembangunan Gorontalo bermakna. Karena mampu memberi jawaban atas persoalan kekinian.
Sementara prospektif artinya perayaan hari ini kita berupaya mendesain atau merancang sebuah masa depan berdasarkan realitas dan dinamika kekinian. Tanpa melupakan nilai-nilai peristiwa bersejaran dengan masa lalu.
Tak lupa peringatan hari patriotik itu diselengarakan bersamaan dengan deklarasi 20 tahun Provinsi Gorontalo. Perjuangan panjang dilalui para Komite Panitia Pembentukan Provinsi Gorontalo (KPPPG) demi terwujudnya Gorontalo menjadi daerah otonomi sendiri.
“Kita bersyukur Gorontalo saat ini telah menjadi Provinsi Gorontalo 20 tahun yang lalu. yang tujuannya pertama meningkatkan kesejahteraan, pengembangan SDM, pelayanan kepada masyarakat yang lebih cepat dan terakhir pengembangan jati diri kita sebagai orang Gorontalo,” ujar Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo dalam orasinya deklarasi 20 tahun Provinsi Gorontalo.
Menjadi salah satu komite pembentukan Provinsi Gorontalo bersama anggota lainnya, Nelson Pomalingo berharap seluruh elemen masyarakat dan jajaran pemerintah dapat mengawal pembangunan di Gorontalo sehingga mewujudkan Gorontalo yang lebih baik ke depan usai menjadi sebuah provinsi.
‘Melawan lupa, deklarasi pembentukan provinsi Gorontalo’. Tema yang diusung itu menjadi menjadi pemantik spirit sebagai orang Gorontalo untuk bersatu mewujudkan Gorontalo negeri serambi madinah yang makmur.
Karena bukan tanpa masalah, hari ini Gorontalo masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Meskipun begitu, Kota Kecil ini telah melahirkan banyak sosok pemimpin di Indonesia.
Katakanlah mantan Presiden RI ke tiga almarhum BJ. Habibie, Nani Wartabone, Djalaludin Tantu, HB Jassin, J.S Badudu dan J.A Katili. Pun saat ini dua kursi menteri diduduki oleh putra daerah Gorontalo, Wakil DPR RI, Wakil MPR RI serta tokoh lainnya.
Deklarasi 20 tahun Provinsi Gorontalo itu juga dirangakaikan dengan atraksi teatrikal perjuangan para Komite Panitia Pembentukan Provinsi Gorontalo (KPPPG). Beberapa tokoh KPPPG diperankan pada teatrikal itu diantaraya Nelson Pomalingo, Bob Hippi dan yang lainnya.
Pertunjukkan teatrikal itu laksana representasikan puluhan ribu rakyat Gorontalo pada 20 tahun silam hadir untuk menyaksikan daerahnya berdiri sebagai sebuah provinsi.*