GOPOS.ID, GORONTALO – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Prof. Dr. Fadel Muhammad, akan tampil sebagai salah satu pembicara pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) III masyarakat Gorontalo di RM Orasawa, Limboto, Kabupaten Gorontalo, Sabtu (26/6/2021). Di hadapan para tokoh lokal dan nasional, Fadel Muhammad kembali menggaungkan gagasannya tentang Terusan Khatulistiwa.
Fadel Muhammad menjelaskan, rencana pembangunan Ibu Kota RI baru di Kalimantan Timur (Kaltim) yang sedang berjalan saat ini, membuat posisi Provinsi Gorontalo semakin strategis. Dengan adanya pembangunan Ibu Kota RI yang baru, maka Provinsi Gorontalo harus menjadi hub atau penghubung di Teluk Tomini.
“Di Teluk Tomini terdapat 10 kabupaten dan 2 kota. Provinsi Gorontalo harus mengambil peran sebagai hub di Teluk Tomini, dalam menopang kehadiran Ibu Kota RI baru, sekaligus menjadi pendorong kemajuan daerah-daerah di Indonesia Timur,” ujar Ketua Umum Lamahu itu.
Fadel yang pernah memimpin Gorontalo dua periode itu menjelaskan, Terusan Khatulistiwa akan memberi multi manfaat. Baik dari sisi ekonomi, efisiensi, maupun pertahanan dan keamanan nasional. Dari sisi ekonomi, kehadiran Terusan Khatulistiwa akan memperpendek jalur pelayaran barang dan orang. Sehingga hal itu akan mempercepat kegiatan perekonomian.
“Dengan adanya Terusan Khatulistiwa maka maka Maluku Utara akan ikut tumbuh, karena mendapatkan manfaat akses yang lebih cepat ke Ibu Kota RI yang baru di Kalimantan. Demikian juga, dari Papua, akses laut akan melalui Teluk Tomini lalu masuk ke Terusan Khatulistiwa. Dalam hal ini Gorontalo bisa mengambil peran besar,” tutur Guru Besar Kewirausahaan Universitas Brawijaya itu.
Dari sisi efisiensi, Fadel Muhammad menjelaskan, Teluk Khatulistiwa akan memperpendek jalur pelayanan dari Ibu Kota RI baru menuju ke Indonesia Timur. Demikian pula dari wilayah Indonesia Barat menuju ke kawasan Indonesia. Dengan adanya Terusan Khatulitiwa, pelayaran dari Indonesia bagian timur ke barat atau sebaliknya akan diperpendek sekitar 200 mil.
“Bila setiap tahun ada 1.000 kapal lewat terusan ini, penghematan bahan bakar bisa mencapai Rp1,9 triliun,” ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI itu.
Baca juga: Fadel Muhammad Akui Pertumbuhan Ekonomi di Bone Bolango Semakin Baik
Sementara itu mengenai rencana pembangunan Terusan Khatulistiwa, Fadel Muhammad memaparkan dua opsi. Pertama, penggalian dari wilayah Tambu ke Kasimbar (Parigi Moutong, Sulawesi Tengah) sepanjang 28 km. Di lokasi tersebut terdapat gunung dengan ketinggian sekitar 70 meter.
“Lebar terusan 200 meter, dengan tanah yang digali sebanyak 2 juta meter kubik,” ungkap alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Alternatif kedua, yakni ada jalur di sekitar Tambu-Kasimbar yang lebih pendek. Sekitar 18,5 km. Hanya saja ada gunung yang cukup tinggi 450 m. Volume tanah yang dibuang sekitar 3 juta meter kubik. Tanah galian Terusan Khatulistiwa bisa dimanfaatkan untuk menimbun dalam kegiatan pembangunan Ibu Kota baru.
“Gagasan Terusan Khatulistiwa untuk menopang Ibu Kota baru sekaligus mendorong kemajuan Indonesia Timur, nantinya akan kita sampaikan ke Bapak Presiden,” ujar Fadel Muhammad.
Di akhir penyampaiannya, Fadel Muhammad mengajak seluruh komponen masyarakat di Gorontalo untuk bersatu padu dan menyatukan langkah mendorong kemajuan Gorontalo. Fadel berharap, Gorontalo ke depannya semakin maju dan mampu mengambil peran di tingkat nasional.(hasan/gopos)